PUSAT Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya menyatakan keberadaan Perum Bulog memiliki peran penting untuk stabilisasi harga beras yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.
Peneliti senior PPKE FEB Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso di Kota Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan, dalam jangka pendek, pemerintah melalui Perum Bulog harus meningkatkan pasokan komoditas tersebut di pasar rakyat melalui operasi pasar terbuka.
“Karena cadangan Bulog sekitar 1,4 juga ton beras dan cukup untuk program stabilisasi harga beras,” kata Joko Budi.
Baca Juga:Karen Agustiawan Sebut Nama Firli Bahuri Saat Pembacaan Nota KeberatanJokowi Sebut Harga Beras Mahal Lantaran Produksi Berkurang Akibat Perubahan Iklim
Joko Budi menjelaskan, setelah melakukan operasi pasar terbuka yang diharapkan mampu menekan harga komoditas penting tersebut, Perum Bulog juga harus mampu memperkuat stok beras dengan melakukan penyerapan saat musim panen raya pada Maret 2024.
Menurutnya, penguatan serapan beras dari tingkat petani oleh Perum Bulog tersebut, perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga khususnya pada saat memasuki bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri 1445 Hijriyah.
“Bulog dapat kembali memperkuat stok beras dengan menyerap lebih banyak saat musim panen. Hal ini perlu dilakukan untuk stabilisasi harga pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” katanya.
Ia menambahkan, program yang bisa diperkuat adalah dengan melanjutkan modernisasi pertanian untuk meningkatkan produktifitas, meningkatkan realisasi food estate, diversifikasi pangan, dan penguatan ketahanan pangan keluarga melalui urban farming.
“Selain itu juga pemanfaatan lahan pekarangan untuk pangan lestari,” tuturnya.
Kenaikan harga beras yang terjadi selama beberapa waktu tersebut, lanjutnya, diperkirakan terjadi akibat cuaca ekstrem pada 2023 yang memberikan dampak terhadap produksi. Selain itu, sejumlah negara juga membatasi ekspor komoditas tersebut.
“Situasi ini ditambah dengan peningkatan daya beli masyarakat karena gelontoran bansos dan dana kampanye pileg maupun pilpres. Fluktuasi harga beras dan sejumlah komoditas pangan ini diperkirakan akan normal kembali pada Maret seiring dengan musim panen padi,” tambahnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata beras kualitas premium di Jawa Timur pada awal Januari tercatat sebesar Rp13.884 per kilogram, dan kemudian naik menjadi Rp15.055 per kilogram pada pertengahan Februari 2024.