Sang ayah disebut pendukung fanatik pasangan capres cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sementara, M mendukung pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pada Desember 2023, M mengunggah dukungannya terhadap Prabowo di Facebook.
“Pas saya menyatakan dukung Prabowo bulan Desember, langsung itu saya dibilang ‘dicoret dari KK’ karena bokap pendukung Ganjar garis keras. Dia enggak terima anaknya dukung Prabowo,” ujar M.
Diksi kalimat “dicoret dari KK” dari sang ayahanda tentu bukan dalam artian sebenarnya. Kalimat itu memiliki arti bahwa sang ayah sudah tak menganggap M sebagai anak lagi. Hal itu pun turut ditulis di dalam kolom komentar unggahan M.
Baca Juga:Fenomena Lima Tahunan, Kisah Para Caleg-Timses Gagal Berujung GalauHasto Kristiyanto Tegaskan Siap Jadi Oposisi, Jokowi: Ya Ditanyakan Saja kepada Beliau-beliau yang Ada di PDI Perjuangan
“Dia bilang, ‘kamu kalau dukung Prabowo, minta makan siang saja sama Prabowo. Kamu bukan anak saya lagi’. Digituin,” tutur M yang sudah tidak tinggal bersama dengan sang ayah.
Wanita yang berprofesi sebagai pedagang makanan daring itu menyesali peristiwa yang menimpanya. Ia tidak menyangka perbedaan pilihan capres bisa sampai memutus hubungan keluarga, apalagi sedarah.
Sebelum kejadian itu, M dan sang ayah sering adu argumentasi terkait masalah pemilihan calon presiden.
Tanggapan sang ayah sempat membuat keluarga besarnya turun tangan. Beberapa orang saudara mendekati ayah M dan membujuknya untuk tak bersikap keras terhadap M.
Namun, hingga usai pencoblosan, Y masih tidak mau berdamai dengan M.
M sendiri masih mencoba menghubungi sang ayah, meski sang ayah belum meresponsnya.
“Aku berharap bokap mendukung keputusanku bahwa yang kudukung adalah paslon berbeda dari dia. Jangan karena politik kami jadi terpisah,” ujar M.
Baca Juga:Ungkap Pertemuan dengan Ketum NasDem Surya Paloh, Presiden Jokowi: Saya Jadi JembatanTampil Perdana Usai Pencoblosan, Prabowo Sambut Jokowi di Peresmian RS Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman
Representasi kisah M diatas menimpa banyak orang. Nyatanya, pilpres menjadi topik panas di arena publik dan merembes ke dalam kehidupan pribadi. Ia membawa pertikaian dan memperumit persahabatan, pernikahan, serta hubungan antara anggota keluarga.
Pertikaian akibat beda pilihan tak hanya terjadi di Indonesia saja. Di Amerika, diceritakan oleh Sridhar Pappu dalam laman New York Times, pemilihan presiden pada 2016 yang mengusung Donald Trump dan Hillary Clinton juga sempat membawa hawa panas di negara adidaya tersebut. Dr. Thomas Stossel sempat mau digugat cerai istrinya, Dr. Kerry Maguire, saat memberi tahu bahwa pilihannya jatuh ke Trump.