Ditemukan bekas luka ikatan tali di pergelangan kaki dan tangan. Pembunuhan mutilasi diduga dilakukan 10 jam sebelum mayat korban ditemukan. Korban juga bukan korban pemerkosaan, karena tak ditemukan jejak sperma di organ intimnya. Korban dipotong sangat rapi sesuai anatomi manusia. Polisi pun mencurigai pelaku memiliki latar belakang medis atau kedokteran.
Untuk mengetahui identitas korban, polisi LAPD mengambil sidik jarinya. Sidik jari itu langsung dikirim ke markas FBI. Sekitar satu jam kemudian, FBI langsung menemukan identitas korban. Para agen FBI mudah mencari data identitas korban karena data pribadinya sempat masuk sistem administrasi militer dan polisi.
Kristin Hunt dalam artikelnya mengutip file dokumen yang diunggah laman fbi.gov, korban adalah seorang wanita berusia 22 tahun bernama Elizabeth Short. Ia kelahiran Boston, Massachusets, AS, 29 Juli 1924. Ia sempat melamar pekerjaan di pangkalan Angkatan Darat AS dan sempat ditangkap polisi Santa Barbara, California, 23 September 1943, karena minum minuman beralkohol di bawah umur.
Baca Juga:Saat Kebenaran Julian Assange Terungkap, Pertaruhannya TinggiAnak Buah Raja Timah Babel Serahkan Diri ke Kejagung
Sayangnya, saat delik menelusuri laman fbi.gov dimaksud, tertulis We’re sorry…The request has been blocked.
Sedangkan The Biography menyebutkan Elizabeth adalah anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Cleo Short dan Pheobe Mae Sawyer. Cleo meninggal dunia ketika Elizabeth berumur 5 tahun. Ibunya memutuskan pindah ke Los Angeles membawa semua anaknya. Sejak kecil, Elizabeth dikenal sudah tertarik pada dunia sinema. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang aktris terkenal.
Elizabeth bekerja sebagai pelayan di sebuah bar atau kafe. Di sanalah wanita berparas cantik itu berkenalan dengan sejumlah orang, termasuk kru dan aktris Hollywood yang datang. Sikapnya yang riang, ramah, dan sopan membuatnya pandai bergaul dengan siapa pun. Sebenarnya impiannya menjadi seorang aktris bisa terwujud. Tapi itu kandas, nasib buruk menimpanya.
“Itu sangat mengerikan. Saya tidak bisa membayangkan seseorang melakukan itu pada manusia lain,” ungkap seorang detektif di LAPD bernama Brian Carr, yang kala itu menjadi salah satu penyelidik kasus pembunuhan tersebut.
Carr mengatakan, selama satu bulan, setiap hari semua koran di AS menjadikan berita utama pembunuhan atas Elizabeth. Ia tak tahu kenapa semua media massa menamai Elizabeth dengan julukan ‘Black Dahlia’. Beberapa orang mengatakan julukan ‘Black Dahlia’ diberikan teman-temannya sendiri. Sebab, Elizabeth sangat menyukai film garapan Raymond Chandler berjudul ‘The Blue Dahlia’.