Pada 1976, Agt terpilih sebagai pemimpin pertama partai Christen-Democratisch Appel (CDA). Lalu, pada Pemilu 1981, CDA menjadi partai terbesar sehingga ia membentuk kabinet Van Agt II. Namun, kabinet jatuh dalam satu tahun karena ketegangan antara Van Agt dan Den Uyl. Setelah pemilu 1982, ia berkesempatan menjadi perdana menteri lagi dalam kabinet koalisi. Namun, ia memutuskan untuk mundur.
Setelah karier politiknya di Den Haag, Agt menjadi Komisaris Ratu di Brabant. Kemudian, ia menjadi delegasi Uni Eropa di Jepang dan Amerika Serikat. Kembali ke Belanda, ia menetap kembali di Nijmegen, tempat tinggal sampai kematiannya. Pandangan politiknya pun bergeser ke sisi progresif. Misalnya, ia menjadi pendukung kuat untuk perjuangan Palestina.
Pada 2021, van Agt meninggalkan keanggotaannya di partai CDA. Namun, sampai usia lanjut, ia tetap menunjukkan komitmen besar terhadap fakultas hukum kampusnya. Pada beberapa tahun terakhir, kesehatannya menurun. Eks PM Belanda itu bersama sang istri pun memutuskan melakukan euthanasia untuk keluar dari kehidupan bersama. (*)