Prabowo Pemicu Kerusuhan
Media yang berbasis di Qatar itu juga menuliskan bahwa Prabowo pemicu kerusuhan 1998. Dalam artikelnya, Al Jazeera menulis Prabowo adalah pemimpin Kopassus saat kerusuhan anti-Tionghoa pecah di seluruh Indonesia pada Mei 1998.
Mereka kembali mewawancarai seorang aktivis perempuan, yang tidak ingin disebutkan namanya karena takut akan pembalasan. Aktivis tersebut menyebut banyak dari mereka yang melakukan pemerkosaan adalah tentara.
Prabowo pun diyakini secara luas terlibat dalam pemicu kerusuhan.
“Salah satu kasus terburuk yang saya tangani adalah seorang gadis Tionghoa yang diperkosa dengan pecahan botol. Saya masih trauma dengan hal itu bertahun-tahun kemudian,” katanya kepada Al Jazeera.
Prabowo Dilarang Masuk Amerika Serikat hingga Akui Menculik Aktivis
Baca Juga:Dubes Inggris Bertemu Prabowo Subianto, Sampaikan Ucapan Selamat dari PM Rishi SunakAnggota KPPS di Kota Palangka Raya Meninggal Dunia Usai Jalani Tugas di TPS
Di sisi lain, Al Jazeera turut memuat hubungan Prabowo dan Amerika Serikat. Usai tragedi 1998, Negeri Paman Sam melarang Prabowo masuk ke negara tersebut atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Namun larangan itu dicabut pada 2020 setelah ia diangkat sebagai menteri pertahanan oleh Presiden Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi.
Prabowo sendiri membantah terlibat dalam pelanggaran HAM. Namun pada 2014, ia mengakui kepada Al Jazeera bahwa ia telah membantu menculik aktivis di era Soeharto.
Dia mengatakan bahwa dia telah mengikuti perintah dan penculikan itu sah.
“Saya melakukan operasi yang legal pada saat itu. Jika pemerintahan baru mengatakan saya bersalah, saya di sini untuk bertanggung jawab penuh,” katanya.
Selain dugaan pelanggaran di Jakarta, Al Jazeera juga menuliskan bahwa Prabowo dituduh terlibat dalam kejahatan militer di Timor Timur, yang diserbu dan diduduki Indonesia pada 1975, serta di provinsi timur Papua Barat, di mana konflik telah bergemuruh selama beberapa dekade .
Tuduhan terhadap Prabowo di Timor Timur termasuk klaim bahwa ia memimpin misi pada 1978 untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, perdana menteri pertama negara tersebut yang menjabat hanya sembilan hari sebelum invasi Indonesia.
Baca Juga:The Straits Times: Prabowo Sosok yang Diyakini Mampu Bawa Indonesia Berperan Lebih Aktif di ASEANCyberity Investigasi Gabungan Dalami Polemik Situs Sirekap KPU: Temukan Server Cloud Berada di RRC, Perancis, dan Singapura
Prabowo juga dituduh memimpin tim pasukan khusus yang bertanggung jawab atas pembantaian Kraras di Timor Timur pada 1983 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Terkait hal tersebut, Prabowo membantah telah melakukan kesalahan di wilayah itu.