KETUM PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap semua pihak menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil Pemilu 2024 dengan sikap legawa, satria, sikap kenegarawanan dengan semangat berbangsa dan bernegara yang positif.
Dia berharap, jika ada sengketa pemilu, entah karena penyimpangan yang tidak disengaja, atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka menggunakan prinsip hukum dengan koridor yang berlaku.
“Diharapkan KPU, Bawaslu dan MK dan seluruh institusi yang memproses hal-hal yang bersifat sengketa pemilu dapat diselesaikan dengan aturan yang berlaku. Penyelesaiannya pun harus akuntabel, terbuka sehingga nanti hasilnya memuaskan semua pihak karena sengketa diselesaikan secara hukum dan transparan,” tuturya, Rabu (16/2).
Baca Juga:Ketua Umum PBNU Respons Maraknya Pernyataan Kecurangan dalam Pilpres 2024, Ajukan Proses HukumPenemuan Mayat Perempuan Tanpa Busana di TPU Gegerkan Cirebon
Selain itu, Haedar juga berpesan kepada pemenang pemilu nantinya tetap legawa dengan jiwa kenegarawanan untuk memanfaatkan mandat rakyat dengan sebaik-baiknya, jangan jemawa, merasa adigang adigung adiguna, tetap rendah hati. Di balik kemenangan itu, ada tanggung jawab yang berat di masing-masing pundak yang menerima mandat.
“Kemenangan itu adalah mandat terberat yang harus dilakukan dengan amanah, fatanah, dan harus berdiri di atas kepentingan rakyat dan negara bukan lagi berdasarakan kepentingan golongan, partai politik dan kepentingan pribadi primordialisme,” tegasnya.
Sementara itu, bagi yang belum menerima mandat, Haedar berpesan untuk tetap legawa karena kontestasi sudah berlangsung, dan tidak mengurangi pengkhidmatan dalam membangun bangsa dan negara bersama-sama.
Terakhir, Haedar berpesan untuk menjaga persatuan, jika ada retak di tubuh bangsa ini karena pemilu, ada rekonsiliasi. Kuncinya para tokoh dan elite harus menjadi teladan untuk merekatkan kembali jika ada gesekan.
“Masyarakat, dan media massa harus menciptakan harmoni kembali pascapemilu karena terlalu mahal harganya karena pemilu menjadi retak antaranak bangsa,” ujarnya. (*)