“Ini semua adalah hal-hal yang berpotensi menjadi perpecahan di antara mereka karena pengaturan ini, dimana presiden yang akan keluar mengharapkan kesinambungan dari penggantinya, patut dipertanyakan mengingat latar belakang mereka yang sangat berbeda,” katanya.
Berbeda dengan Jokowi, Prabowo berasal dari keluarga elit, putra seorang ekonom terkemuka Indonesia dan mantan menantu mantan penguasa otoriter Indonesia, Suharto.
Para analis mengatakan pemerintahan Prabowo kemungkinan akan memainkan peran yang lebih besar dalam perekonomian. Kabinet Prabowo akan pragmatis dengan menunjuk menteri dari kalangan loyalis, partai politik, dan teknokrat.
Baca Juga:PDIP Ambyar di Kandang Banteng? Cirebon Terlalu Optimis Suara Ganjar-Mahfud RontokKetua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir: Semua Pihak Hormati Pilihan Rakyat dan Terima Hasil Pemilu 2024 dengan Sikap Legawa
“Skenario optimisnya adalah kita akan memiliki masa kepresidenan seperti yang dilakukan Jokowi, di mana kita akan melihat terus berkurangnya hak-hak dan institusi tanpa menyebabkan keruntuhan demokrasi secara drastis. Meskipun demikian, akan ada perlakuan yang lebih terbuka dan penuh dendam terhadap orang-orang yang dianggap sebagai musuh,” kata Gammon. (*)