DUA petugas panitia pemungutan suara (PPS) dan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (14/2). Mereka, Arman Rahmansyah (38) dan Fuad Holik (43), diduga meninggal karena kelelahan saat melakukan penghitungan suara dan menyiapkan logistik untuk pemilu.
Arman Rahmansyah, anggota KPPS di TPS 01 Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, mengeluhkan rasa sakit pada dadanya saat proses penghitungan suara. Meskipun dibawa ke puskesmas, ia meninggal sebelum mendapatkan perawatan medis.
Sementara itu, Fuad Holik, sekretariat keuangan PPS Desa Sukamaju, mengeluh sakit sebelumnya dan meninggal di Rumah Sakit Permata Bunda Tasikmalaya.
Baca Juga:Cara Cek Real Count KPU, Kunjungi Laman Ini dan Simak CaranyaHasil Penghitungan Sementara Pilpres 2024 KPU Pukul 09.00: Prabowo-Gibran Raup Suara 11.878.936
Sekretaris PPS Sukaresik Iwan Krisdiana menyatakan Arman memiliki riwayat penyakit lambung, sementara penyebab kematian Fuad masih belum pasti. Dugaan sementara menunjukkan kelelahan akibat menjalani tugas persiapan pemilu, yang melibatkan begadang untuk mengatur logistik di TPS.
“Para petugas di TPS langsung membawa korban ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pertolongan. Namun, sesampainya di puskesmas, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia sebelum menjalani perawatan medis,” kata Iwan, Kamis (15/2).
“Habis istirahat makan korban keluar ruangan dan sempat dipijit oleh tetangganya di sekitar TPS. Penyebabnya (kematian korban) saya tidak tahu, tetapi korban sempat ingin pulang dahulu ke rumahnya diduga kelelahan,” beber Iwan.
Sementara itu, anggota PPS Desa Sukamaju, Syarif Husen mengatakan korban sempat merasakan keluhan sakit di dadanya sebelum hari pemungutan suara.
“Sebelumnya korban masih bisa beraktivitas dan bertugas untuk keperluan operasional dan honor KPPS. Kemudian, besoknya pada Selasa korban mengalami keluhan nyeri di bagian dada dan Rabu dibawa ke Rumah Sakit dan ditangani di IGD,” ungkap Syarif.
Dugaan sementara, kata Syarif, korban meninggal akibat faktor kelelahan saat menjalani tugas sebelum pelaksanaan pemilu. Saat bertugas, korban kerap kali begadang untuk mengatur kesiapan pemilu menjelang hari pencoblosan di TPS.
“Memang sebelumnya korban melakukan kegiatan yang padat selama prapelaksanaan persiapan pemilu karena sering begadang untuk mengatur logistik di TPS,” pungkas Syarif.
Baca Juga:Setahun Disandera Kelompok Kriminal Bersenjata, Pilot Susi Air Philip Mehrtens: Saya Mencoba untuk Tetap PositifAnggota KPPS Tangerang Meninggal Dunia Diduga Kelelahan, Ada Riwayat Tekanan Darah Tinggi
Proses penghitungan suara di TPS 01 Cipondok dihentikan sementara, dan akan dilanjutkan setelah pemakaman korban. (*)