PEROLEHAN sementara suara tertinggi calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menurut hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, termasuk dari lima pemimpin dunia.
“Pada pagi hari ini mendapat sambungan telepon berisi ucapan selamat atas penghitungan hasil pemilu yang masih berlangsung dari lima pimpinan negara,” ujar Prabowo dikutip dari akun Instagram miliknya @prabowo.
Capres nomor urut 2 menyebutkan, pemimpin negara yang mengucapkan selamat kepada dirinya antara lain Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles.
Baca Juga:Timnas AMIN Klaim Terima Laporan Dugaan Kecurangan Sehari Sebelum Pencoblosan, 9 Bentuk KecuranganBus AKAP PO Arimbi Kecelakaan Tunggal di Tol Cipularang KM90, Sopir-Kernet Kabur
Perdana Menteri Ceko Petr Fiala memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto hasil quick count lembaga-lembaga survei di Indonesia menyatakan pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran menang di atas 50%, sehingga Pilpres 2024 hanya berlangsung satu putaran.
“Selamat kepada Yang Mulia @Prabowo Subianto atas kemenangannya di pemilihan presiden 2024,” ucap Fiala di akun resmi X-nya @P_Fiala, Rabu malam (14/2).
Sementara itu, Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono, capres Prabowo Subianto mendapat ucapan selamat dari empat pemimpin dunia.
Menurutnya, ucapan itu sebagai tanda pengakuan terhadap demokrasi di Indonesia. “Prabowo telah menerima sambungan telepon dari pemimpin dunia yang mengucapkan selamat atas kemenangan pada Pilpres 2024,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (15/2).
Sebagai negara tetangga yang strategis, tambah dia, tentunya sudah memantau proses demokrasi pemilihan presiden dengan saksama lewat perwakilan negara dan pemantau pemilu.
“Meski baru versi hitung cepat, mereka sudah mengucapkan selamat,” terangnya.
Ia menyebut, hal ini sebagai pertanda bahwa negara tetangga mengakui proses demokrasi yang ada sudah berjalan dengan baik. Oleh karena itu mereka mempersiapkan diri untuk melanjutkan hubungan kerja sama bilateral dengan presiden yang akan terpilih nanti.
“Kita akan melanjutkan estafet hubungan baik yang sudah dibina oleh Presiden Jokowi selama hampir satu dasawarsa, yakni dengan negara tetangga. Serta menciptakan hubungan yang saling menguntungkan,” pungkasnya. (*)