Menurut Burley, kasus terkenal di Indonesia yang membuat heboh terkait konspirasi yang diusung oleh sekelompok akun media sosial yang terkoordinasi dengan baik.
“Kontroversi tersebut terjadi seputar tujuh kotak suara yang diduga berasal dari Cina. Menurut postingan tersebut, kotak suara itu telah dirusak untuk kepentingan Presiden Jokowi.
Foto-foto dan video kertas suara beredar di internet dengan pesan yang sama yang disebarkan oleh berbagai profil dan platform berita yang seolah-olah nyata.
Baca Juga:Petugas KPPS Tiba-tiba Terjatuh Kejang-kejang Tak Sadarkan Diri Saat Penghitungan Berlangsung di Makassar6 Petugas KPPS Kabupaten Sinjai Jalani Medis di Ruang UGD
Menurut wakil ketua tim kampanye Jokowi, Abdul Kadir Karding, dengan memproduksi hoaks secara masif, strategi tersebut bertujuan untuk membalikkan seluruh data dan fakta yang dapat mempengaruhi masyarakat, khususnya dalam memilih. Ini berbahaya, karena lambat laun masyarakat akan terbiasa dengan narasi palsu.
Namun, Burley menyertakan pula pendapat dari Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. Melalui akun Twitter atau kini disebut X, ia menegaskan bahwa Rusia tidak mencampuri proses pemilu di Indonesia. “Kami menggarisbawahi bahwa posisi utama Rusia adalah tidak melakukan intervensi dalam urusan dalam negeri dan proses pemilu di luar negeri termasuk Indonesia, yang merupakan teman dekat dan mitra penting kami”. (*)