TIGA kali gempa darat terpicu dari Sesar Meratus di Kalimantan Selatan sepanjang Selasa-Rabu, 13-14 Februari 2024. Gempa yang utama terjadi pada Pukul 08.22 WIB pada Selasa, sedangkan dua lainnya adalah gempa susulan.
Gempa utama itu memiliki magnitudo 4,7 dan mengguncang terkuat pada skala II-III MMI atau setara getaran gempa saat siang yang bisa dirasakan sebagian orang di dalam rumah. Gempa juga membuat benda tergantung bergoyang, atau bisa juga dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk melintas.
Menurut BMKG, guncangan itu bisa dirasakan luas, yakni di Banjarmasin dan Kota Marabahan di Kalimantan Selatan, juga di Pulang Pisau dan Palangka Raya di Kalimantan Tengah.
Baca Juga:Penyebab 1.297 TPS di Tanah Papua Belum PencoblosanKPU Ungkap Baru 7% TPS se-Indonesia yang Mengunggah Hasil Penghitungan Suara
Gempa-gempa susulannya dicatat terjadi pada pukul 14.09 WIB pada Selasa (M3,3) dan pukul 01.32 WIB pada Rabu (M4,1). Berbeda dari gempa utamanya, kedua gempa susulan hanya dirasakan di wilayah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Intensitas guncangannya, masing-masing, terukur pada skala II-III MMI dan III MMI. Episenternya 22 dan 15 kilometer arah timur laut Banjar. Kedalaman pusat gempa sama, 10 kilometer.
Gempa utama juga memiliki kedalaman (hiposenter) 10 kilometer. Tapi, episenternya 19 kilometer timur laut Banjarmasin.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa Sesar Meratus adalah sesar aktif yg tidak boleh diabaikan. Sesar ini disebutnya memiliki magnitudo tertarget M7,0.
Pada prinsipnya, Daryono menambahkan, “Jangan pernah mengatakan aman jika memang ada sumber gempanya.”
Dan bertolak dari rentetan gempa yang baru saja terjadi, Daryono menyarankan hendaknya setiap bangunan yang ada, jika ingin aman, mengacu ke sumber gempa itu.
“Jangan pernah mengatakan aman jika memang ada sumber gempanya,” kata Daryono dikutip dari akun media sosial X, Rabu. (*)