GERAKAN mahasiswa memprotes apa yang mereka sebut campur tangan pemerintahan Presiden Jokowi pada Pemilu 2024 termasuk aksi di Yogyakarta ‘Gejayan Memanggil’ menarik perhatian media internasional.
Sejumlah media internasional termasuk USNews, South China Morning Herald, Straitstimes, Business Today, serta kantor berita Reuters menurunkan berita tentang aksi ratusan mahasiswa dan aktivis Indonesia itu.
USNews menulis dengan judul “Indonesia Students Protest Alleged Poll Interference by Jokowi Administration” antara lain menyoroti Aksi Gejayan Memanggil, yang digelar mahasiswa di Yogyakarta. Para pengunjuk rasa memukul-mukul instrumen bambu dan memegang poster bergambar “seret Jokowi dan kroni-kroninya ke pengadilan”.
Baca Juga:Ambil Paket Narkoba di Jasa Pengiriman, Ketua PPK Wonogiri Ditangkap dengan Barang Bukti 1 Paket GanjaAkui Diminta Menjembatani Pertemuan Jokowi dan Megawati, Sri Sultan Hamengku Buwono X: Terserah Bapak Presiden, Saya kan Pasif
“Jokowi pernah disebut harapan baru, kita sebut bencana baru,” kata salah satu pengunjuk rasa seperti dikutip USNews.
Penyelenggara protes, Aksi Gejayan Memanggil, mengatakan di Instagram, “pelanggaran etika dan moral yang dilakukan Jokowi menunjukkan bahwa ia menentang suara publik yang kritis.”
Menurut media itu, Jokowi belum secara eksplisit mendukung salah satu dari tiga kandidat yang bersaing untuk menggantikannya sebagai pemimpin negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun ia telah banyak tampil bersama-sama dengan Prabowo, yang berpasangan dengan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
Dua survei opini pekan lalu memproyeksikan Prabowo bisa memperoleh lebih dari 50% suara pada hari Rabu, sehingga memungkinkan dia menang dalam satu putaran. Saingannya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terlihat masing-masing tertinggal setidaknya 27 dan 31 persen.
Beberapa pemilih mempermasalahkan anggapan kurangnya netralitas yang ditunjukkan oleh Jokowi, dengan mengatakan bahwa hal tersebut merusak demokrasi Indonesia dengan memberikan keuntungan yang tidak adil kepada salah satu kandidat.
Kantor kepresidenan membantah adanya campur tangan politik yang dilakukan Jokowi.
Media papan atas Hong Kong, SCMP, menulis judul “Pemilu Indonesia 2024: Mahasiswa memprotes anggapan kurang netralnya Jokowi, namun apakah gerakan ini akan berdampak pada pemilih?”
Presiden Jokowi telah menjadi sasaran kritik yang meningkat dari akademisi dan mahasiswa karena dianggap kurang netral dalam pemilu mendatang, namun para pengamat mengatakan bahwa gerakan tersebut tidak akan berpengaruh banyak untuk mengubah jalannya pemilu yang digelar besok, 14 Februari 2024.