HUBUNGAN Rusia – Indonesia dijamin takkan mudah retak. Karena keakraban kedua negara telah terjalin lama. Kedekatan kedua negara juga makin lengket dibantu kerja keras para diplomat yang menjadi jembatan penghubung resmi Moskow-Jakarta.
Hal ini disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, saat memperingati Hari Diplomat Rusia yang jatuh setiap 10 Februari, dalam pernyataan pers-nya, Minggu (11/2).
Setiap tahun, pada 10 Februari, terang Dubes Vorobieva, Rusia merayakan Hari Diplomat. Hari besar profesional ini ditetapkan pada 2002, sesuai dengan Peraturan Presiden Rusia, yang menunjukkan pentingnya diplomasi dan pengakuan masyarakat atas profesi diplomat dalam kehidupan modern Rusia.
Baca Juga:Siapa Sosok Mr X yang Diakui Sebagai Dewa pada Pertemuan Connie-Rosan? Berikut Isi Lengkap Pernyataan Connie BakriePatroli Bawaslu Awasi Antisipasi ‘Serangan Fajar’ di Pemilu 2024
Dia menjelaskan, 10 Februari dipilih, karena pada tanggal itu di tahun 1549, dibentuk lembaga urusan luar negeri pertama bernama Departemen Para Duta Besar (Posolsky Prikaz).
Pada peringatan Hari Diplomat, lanjut Vorobieva, Menteri Luar Negeri Rusia mengadakan pertemuan dengan jajaran staf Kementerian Luar Negerinya untuk memberikan penghargaan kepada para diplomat yang mencapai prestasi besar dan para veteran dinas diplomatik.
Selain itu, juga diselenggarakan acara penempatan karangan bunga di pemakaman diplomat. Dalam kegiatannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengikuti Kebijakan Luar Negeri Rusia baru yang diteken Presiden Rusia Vladimir Putin pada 31 Maret 2023.
Dubes Vorobieva memberikan sejumlah alasan, bahwa hubungan Rusia-Indonesia terus terjalin kuat, karena ada banyak bukti persahabatan terbangun antara kedua negara.
“Meski terpisahkan jarak ribuan kilometer dan beberapa zona waktu, Rusia dan Indonesia hingga saat ini berhasil terus memperkuat hubungan bilateral, berkat usaha para diplomat kedua negara kita,” ujar Dubes yang pernah bertugas di Malaysia ini.
Kisah ini mulai pada 1894, dengan munculnya Konsulat Rusia pertama di Batavia. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik Uni Soviet/URSS-Indonesia lebih dari 74 tahun lalu, pada 3 Februari 1950, kerja sama kedua negara berkembang dinamis di banyak bidang.
Simbol-simbol kerja sama ini, lanjut Vorobieva, antara lain dapat dilihat di Jakarta, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rumah Sakit Persahabatan, Tugu Tani, serta sejumlah sarana-prasarana di kota-kota lain yang dibangun dengan bantuan langsung dari Uni Soviet pada 1960-an.