“Tiba-tiba ada satu permohonan mengubah syarat presiden yang sudah berat tadi dengan mudah. Umur dibikin muda, saya enggak ada masalah dengan umur. Kemudian semua perubahan itu langsung berlaku seketika, termasuk syarat bahwa berpengalaman menjadi kepala daerah. Semua cerita ini lewat di mata saya, saya pikir kayaknya kita perlu strategi untuk membuat apa yang lewat tiap hari ini menjadi sesuatu yang bisa kita lihat dari jarak yang baik,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia mentakan awalnya tergugah untuk membuat film itu sebulan yang lalu karena menonton podcast Feri Amsari. “Dia cerita soal peta kecurangan Pemilu. Orang masih percaya dengan sistem demokrasi dan Pemilu. Sistem yang sudah enggak fair ini dicurangi. Bertubi-tubi banget daya hancurnya pada demokrasi. Saya putuskan, sebulan yang lalu pikiran itu,” kata Dandhy Laksnono. (*)