Persaingan antara kubu inkumben Joko Widodo- Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai kontestan saat itu memang sangat panas. Tak heran jika lantas berseliweran isu-isu yang tak dapat dipertanggung jawabkan, mulai dari kecurangan hingga kematian.
Namun isu tersebut terbantahkan, setelah berbagai pihak melakukan penelitian tentang penyebab kematian massal usai Pemilu 2019. Salah satu yang diungkapkan Arief adalah hasil penelitian Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yang diberikan ke KPU.
“Kejadian meninggal dunia ini disebabkan oleh hal-hal yang wajar. Misalnya menderita penyakit jantung atau diabetes. Karena beban pekerjaan yang banyak sekali, lantas lupa minum obat,” kata Arief.
Baca Juga:Dipicu Tanggul Sungai Wulan Jebol Rendam 38 Desa, Banjir 5 Hari Belum Surut, Jalan Nasional di Demak Lumpuh TotalMahasiswa Magang FH UKSW-UNDIP Respons Putusan DKPP: Pelanggaran Etika Tidak Bisa Merubah Keputusan MK
Penelitian penyebab kematian petugas KPPS juga dilakukan oleh Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada. Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, penelitian dengan sampel dari 12 TPS di Yogyakarta tersebut menemukan fakta bahwa rentang usia korban meninggal adalah 46-67 tahun.
Kebanyakan korban meninggal berjenis kelamin laki-laki, dan hampir seluruhnya merupakan perokok aktif. Penelitian tersebut bersifat verbal, dengan menanyakan aktivitas 24 terakhir dari para korban meninggal di Yogyakarta.
Kesimpulan yang didapatkan adalah, para petugas tersebut mengalami kelelahan akut akibat beban kerja yang sangat berat. Kelelahan yang sangat tersebut, memicu penyakit bawaan muncul ke permukaan.
Para peneliti berkeyakinan bahwa para petugas KPPS yang meninggal dunia memang sudah memiliki masalah kesehatan. Lantaran beban kerja berat, penyakit-penyakit mereka muncul dengan sangat cepat. Selain itu, hoaks yang benyak bermunculan menjelang dan selama Pemilu 2019 ikut menambah beban pikiran dan membuat stres para korban.
Penelitian dari UGM tersebut juga menemukan fakta yang mengejutkan. Ternyata TPS yang dikelola petugas perempuan ternyata lebih efektif. Petuga KPPS dari kaum perempuan disebutkan bekerja lebih cepat dan efektif. Kondisi mereka juga lebih bugar, karena diyakini kaum perempuan memiliki waktu istirahat lebih banyak dibandingkan laki-laki. (*)