Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, menilai film itu bagus untuk pendidikan politik masyarakat.
“Banyak hal-hal positif dalam film itu walaupun anda tentu boleh tidak setuju, tapi film ini pendidikan politik yang bagus. Pendidikan politik yang penting bagi masyarakat untuk punya kemelekan memahami dinamika politik di Indonesia,” kata Todung di Media Center Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, pada Ahad, 11 Februari 2024.
Selain itu, Todung menginginkan tidak ada pihak yang membawa perasaan atau baper terhadap film yang digarap Dandhy Laksono itu. Menurut dia, kritik harus dibalas dengan kritik.
Baca Juga:Pembagian Bansos Ugal-ugalan Selama Pemilu 2024? Film Dirty Vote: Politisasi Bantuan Sosial Tembus Rp508 Triliun3 Sosok Artis Film Dokumenter Eksplanatori Dirty Vote: 24 Jam Tayang, Ditonton 3.726.150 Kali, Diikuti Lebih dari 38 Ribu Subscribers
“Yang saya tidak mau adalah jangan baperan kalau dikritik, banyak orang baperan kalau dikritik. Baperan ini berbahaya kalau ada merasa tidak setuju dengan film itu bantah saja dengan film lain. Kritik mesti dibalas satu kritik yang lain,” kata Todung. (*)