BANJIR yang melanda Demak, Jawa Tengah, telah berlangsung selama lima hari tanpa menunjukkan tanda-tanda surut, Senin 12 Februari. Banjir ini dipicu oleh jebolnya tanggul Sungai Wulan yang merendam 38 desa di 7 kecamatan, menyebabkan lumpuhnya jalan nasional dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Jumlah pengungsi terus bertambah, melampaui 21 ribu jiwa yang mengungsi di 60 lokasi dari Demak hingga Kudus.
Dalam kondisi banjir di Kecamatan Karanganyar, Demak, pada hari kelima, jalur pantura Demak-Kudus masih lumpuh total dengan ketinggian air banjir melebihi 1 meter.
Baca Juga:Mahasiswa Magang FH UKSW-UNDIP Respons Putusan DKPP: Pelanggaran Etika Tidak Bisa Merubah Keputusan MKHasil Riset: Indeks Harga Saham Gabungan Masih Rawan Koreksi, Simak Rekomendasinya
Peningkatan debit air Sungai Wulan memperparah banjir yang mengalir dari jebolnya tanggul, terus meningkatkan debit air di pemukiman.
Menurut data terbaru dari BPBD Demak per 11 Februari 2024 pukul 18.00 WIB, jumlah korban yang terdampak banjir mencapai 75.667 penduduk, dengan 21.197 di antaranya mengungsi di 60 titik pengungsian dari Demak hingga meluas ke beberapa tempat pengungsian di Kabupaten Kudus. Lokasi jebolnya tanggul yang berada di batas kota mempercepat proses evakuasi ke wilayah Kudus.
Camat Jati Kabupaten Kudus Fiza Akbar, menyampaikan pada hari kelima banjir masih melanda permukimannya. Meskipun dua hari sebelumnya sempat surut, kini air kembali naik akibat peningkatan debit air Sungai Wulan.
Beruntung, seluruh anggota warga selamat dan berhasil dievakuasi setelah menunggu beberapa jam di atap genting.
Penanganan banjir terus diupayakan oleh berbagai pihak, termasuk penggunaan pompa air dan penambalan tanggul darurat di titik jebol yang dikerjakan siang dan malam.
Meski demikian, tingginya debit Sungai Wulan dan lebarnya tanggul menjadi hambatan dalam proses perbaikan tanggul darurat yang memakan waktu cukup lama. (*)