Menurut Tasha, keaslian dokumen tersebut diragukan karena terhitung masih sangat baru. Perlu diketahui bahwa dokumen kabel diplomatik sifatnya sangat rahasia dan tidak dapat diakses oleh umum.
“Oleh karena itu perlu diselidiki dari mana asal dokumen tersebut,” ujarnya.
Ditambah lagi, lanjutnya, ada kesamaan struktur surat dan beberapa kalimat dengan dokumen kabel diplomatik Kedubes AS tahun 2009 yang dibocorkan di Wikileaks.
Baca Juga:Masa Tenang hingga Hari Pencoblosan, Simak Sanksinya Bagi PelanggarBupati Cirebon: Gunakan Hak Pilih Datang ke TPS dan Jangan Golput
“Satu yang bikin janggal, dia masukin keterangan bahwa di Kemhan banyak korupsi dan kickback, di luar scope dan yuridiksi EIO,” kata Tasha.
Padahal, jika EIO (European Investigation Order) memang betul melakukan investigasi, mereka semestinya lebih berfokus untuk investigasi Czech Group dan link ke Qatar.
“Apalagi isu sensitif seperti ini dikeluarkan hanya beberapa hari menjelang pencoblosan, sehingga bisa dianggap election interference,” jelas Tasha.
Keaslian kabar ini memang terasa janggal. Pasalnya, penulis yang diketahui bernama Jhon William tidak ditemukan asal-usulnya. Begitupun dengan media Meta Next yang isinya hanya review dan berita mengenai gadget, bahkan nama Prabowo tidak ada sama sekali. (*)