LIBUR panjang Hari Raya Imlek dan isra Miraj 2024 menjadi kesempatan masyarakat untuk berlibur ke Yogyakarta. Sebagai salah satu kota wisata, Yogyakarta memiliki beberapa destinasi wisata yang layak dikunjungi, salah satunya adalah Keraton Yogyakarta.
Keraton merupakan kompleks bangunan yang memiliki sejarah panjang. Bangunan ini mulai didirikan pada 1755 sebagai istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kasultanan Yogya. Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I akibat terjadinya perpecahan Mataram Islam karena ditandatanganinya perjanjian Giyanti.
Dikutip dari dinas kebudayaan Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta ini sangat luas di dalamnya terdapat banyak bangunan termasuk rumah tempat tinggal sultan. Bangunan-bangunan itu masih berdiri, padahal sekira dua abad lalu, Keraton Yogya pernah diserbu tentara Inggris.
Baca Juga:Jika Berkunjung ke Maluku, Berikut Rekomendasi Santapan Khas dari Papeda hingga Manisan PalaPolitisi Golkar Idrus Marham Jalani Pemeriksaan 4 Jam di KPK, Akui Pernah Jadi Komisaris PT Citra Lampia Mandiri Selama 1 Hari
Para tentara Inggris tersebut merangsek ke dalam keraton dan menjarah banyak barang berharga. Pada tahun 1812, Gubernur Jenderal Raffles, pengganti Herman Willem Daendels menyerang Yogyakarta. Dilansir dari buku Perjalanan Panjang Anak Bumi karya Attashendartini Habsyah dan kawan-kawan, Raffles mengirim 1.200 orang prajurit menyerang Kraton Yogyakarta. Dalam peristiwa yang dikenal dengan Geger Sepoy itu, 800 anggota legiun Mangkunegaran membantu serangan tersebut.
Lokasi Kraton Yogyakarta menempati bekas Pesanggrahan Garjitawati yang menjadi milik Kerajaan Mataram. Pesanggrahan ini dulunya menjadi tempat peristirahatan arak-arakan kerajaan sebelum berangkat memakamkan raja ke Imogiri Bantul. Lokasi pesanggrahan tersebut saat ini menjadi lokasi dari salah satu bangunan keraton yang sangat terkenal yakni Taman Sari.
Salah satu hal yang bisa dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke Keraton Yogyakarta, khususnya bagian kedhaton adalah menyusuri seluruh bagian istana. Dilansir dari travelspromo.com, mengunjungi situs bersejarah yang masih berfungsi seperti sediakala merupakan pengalaman tak terlupakan. Walaupun sebagian beralih fungsi menjadi museum, fasilitas umum, dan permukiman.
Untuk arsitekturnya, bangunan keraton memiliki gaya bangunan kuno dengan sedikit sentuhan Eropa pada sejumlah ornamen yang ada. Kebanyakan bangunan di Keraton Yogyakarta bertipe joglo yang dibedakan berdasarkan karakteristik bangunannya.
Untuk joglo yang tidak memiliki dinding di sekelilingnya biasa disebut sebagai bangsal, sedangkan yang memiliki dinding sering disebut Gedhong. Lalu ada pula bangunan yang hanya terdiri dari beberapa tiang dan atap seperti kanopi yang disebut dengan Tratag.