“Seperti kontestasi pilpres atau pilkada, maka sesuatu itu akan menjadi biasa kalau kita bisa membuka ruang hati yang terbuka, pikiran yang terbuka, karena apa? Karena di situ pasti terjadi perdebatan layaknya orang sedang bertinju dalam satu ring, ditentukan tempatnya, lalu ditentukan durasinya, waktunya, maka setelah selesai keluar dari ring ya sudah kita selesai sebagai sesama atletnya,” imbuhnya.
Dia menyinggung kontestasi politik dengan aturan kampanye yang sudah jelas. Dia menyebut perdebatan keras dalam panggung debat tak boleh dimasukkan dalam hati.
“Dalam kontestasi politik itu sama ringnya sudah diberikan, apa itu? Jadwal kampanye sudah jelas, itu waktunya hari ini terakhir, maka kalau kemudian akan keras di panggung debat dan sebagainya ya jangan dimasukkan hati. Dan pers tentu saja makin terbuka makin baik dan akan bisa mengedukasi masyarakat, saya terus terang bagian yang memang mendorong menjaga agar persnya bisa lebih baik,” ujarnya.
Baca Juga:Gadis Desa Pendiam OKU Ditemukan Tewas Menggenaskan dengan Lukas Tusukan di Berbagai Bagian Tubuh KorbanIsu Kerusakan Lingkungan dan Krisis Iklim Engga Laku untuk Diusung Capres-Cawapres dan Caleg
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan pers harus didorong oleh pemerintah daerah meski nantinya memberikan kritikan. Dia mengatakan wajib hukumnya bagi siapapun untuk mempunyai komitmen dalam kebebasan pers.
“Kalau sekarang kita dorong mari kita dorong persnya yang dilatih, persnya diberikan haluan, pemda membantu meskipun kemudian dia akan mengkritik kita, itu edukasi yang perlu kita berikan dan saya kira wajib hukumnya siapapun untuk mempunyai komitmen dalam kebebasan pers,” ujarnya. (*)