Perayaan Imlek disebut juga dengan Chunjie atau Festival Musim Semi yang sebenarnya perayaan tersebut sudah ada sejak Dinasti Shang (1600-1100 Sebelum Masehi).
Melansir Live Science, Festival tersebut dibuat untuk menghormati para leluhur dan para dewa, dirayakan untuk mengakhiri musim dingin dan menyambut musim semi.
Baru setelah 1914, ditetapkan momen Festival Musim Semi menjadi Hari Libur Nasional. Namun perayaannya dilarang pada 1967 pada masa Revolusi Kultural.
Setelah revolusi tersebut berakhir, perayaan kembali digelar setiap tahunnya.
Baca Juga:Pertandingan Liga Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Prancis, Asia dan Afrika Temani Kamu di Malam Ini, Simak JadwalnyaDiduga Perkosa Santriwati, Pimpinan Ponpes di Sukabumi Ditangkap Polisi
Jika dibandingkan dengan kalender Masehi atau Gregorian, Kalender masehi jauh lebih muda. Kalender Masehi dimulai di tahun lahirnya Yesus Kristus dan berjalan sampai sekarang, dengan sistem 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik dalam setahun.
Sisa jam tersebut akan menjadi total 24 jam setiap empat tahun sekali sehingga muncul tahun kabisat, yaitu tahun yang mengandung 29 hari di Bulan Februari.
Kalender Masehi dibuat berdasarkan pergerakan bumi terhadap matahari.
Berdasarkan lansiran Time and Date, Kalender China dibuat berdasarkan pergerakan bulan terhadap bumi memiliki rentang waktu yang lebih singkat, sehingga dalam satu tahun Kalender Cina memiliki 353-355 hari dalam setahun dibagi kedalam 12 bulan.
Untuk mengejar musim dan ketertinggalannya atas Kalender Masehi, setiap tiga tahun sekali ada 1 bulan tambahan, sehingga ada 13 bulan dalam tahun tambahan tersebut. Tahun tambahan yang berisi 13 bulan tersebut terdiri dari 383-385 hari. (*)