Menurutnya, perjuangan untuk pelestarian dan penyelamatan lingkungan dari krisis iklim tidak bisa terhenti di tanggal 14 Februari besok. Warga negara sebagai pemilik suara harus mampu menghadirkan narasi yang kuat untuk menyerang balik kebijakan pemerintah.
“Sudah waktunya warga kritis menyuarakan ketidakadilan,” kata Sana.
Inisiator kampanye Pilah Pilih, Michelle Winowatan, menyatakan berbeda dari pemilu sebelumnya, kesadaran pemilih muda terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan meningkat di pemilu ini.
“Generasi Z dan milenial, 55 persen pemilik suara semakin kritis, sensitif, dan semakin percaya bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan merupakan ancaman bagi masa depan mereka,” katanya.
Baca Juga:Polisi: Yudha Tenggelamkan Dante di Depan Anak Kandungnya yang PerempuanEmpu Panggung ISI Surakarta Blacius Subono Meninggal Dunia Saat Pentas di Hajatan Rakyat Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Solo
Survei gelaran pilihpilih.id menyebutkan 90 persen responden khawatir dengan masa depan lingkungan mereka. Isu lingkungan pun menjadi faktor kunci yang mempengaruhi pilihan mereka. Bahkan 87 persen responden menyatakan isu lingkungan belum dibahas mendalam dalam berbagai diskusi politik jelang pemilu.
Di sela panel diskusi yang berjalan dua jam tersebut juga diputar dua film pendek, yakni film mengenai politik berjudul ‘Bersama Membangun Negeri’ dan film bertema lingkungan hidup ‘Laut Masih Memakan Daratan’. (*)