Fredy Pratama Tidak Tersentuh di Thailand, Narkoba dan Mata-Mata: Asal Muasal Perang Narkoba yang Suram di Asia Tenggara

Fredy Pratama Tidak Tersentuh di Thailand, Narkoba dan Mata-Mata: Asal Muasal Perang Narkoba yang Suram di Asia Tenggara
Foto: Fredy Pratama (dok. istimewa)
0 Komentar

Cassanova memiliki distributor untuk masing-masing wilayah Timur dan Barat Indonesia. Mukti mengungkapkan peredaran narkoba untuk wilayah Timur dilakukan Fredy melalui Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Barat dilakukan melalui jalur Sumatera.

Polri telah memburu jaringan Fredy ini sejak 2020-2023. Total ada 408 laporan polisi yang diungkap dengan jumlah tersangka sebanyak 884 orang. Sedangkan 39 tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode Mei 2023. Semua tersangka ini dijerat Undang-undang Tahun 35 tahun 2009 tentang Narkotika, termasuk pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Fredy termasuk dalam salah satu sindikat penyalur narkoba terbesar di Indonesia, berdasarkan barang bukti yang disita, yaitu sebanyak 10,2 ton sabu dari tahun 2020-2023.

Baca Juga:Usung Kesetaraan Gender Hari Perempuan Sedunia, Dua Ratu Striking Bertarung di One Fight Night 20Senjata Api Revolver Rakitan-4 butir Amunisi Kaliber 5,56 mm dan Paket Narkoba Didapati Polisi Saat Gerebek Bandar Sabu di Babel

Temuan analisis Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menunjukkan bahwa sebagian besar narkoba di Indonesia terkait dengan jaringan Fredy Pratama.

Sindikat Airbag dapat menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia setiap bulan dalam jumlah mulai dari 100-500 kilogram, menggunakan modus operandi menyamarkannya dalam kemasan teh.

Profil Mojopahit terpampang pada halaman red notice situs web Interpol. Ia telah menjadi buron selama 9 tahun atau sejak 2014. Namun Polri baru mengeluarkan red notice atas namanya pada Juni 2023.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan total perputaran uang dari jaringan narkotika internasional Fredy mencapai Rp 51 triliun sejak 2013 sampai 2023.

Sekretaris Utama PPATK Inspektur Jenderal Alberd Teddy Benhard Sianipar mengatakan temuan tersebut didapati pihaknya usai melakukan 32 Laporan Hasil Analisis (LHA) terhadap rekening milik para pelaku serta dengan perusahaan yang terafiliasi.

“Sementara perputaran terkait dengan sindikat narkoba internasional ini (Fredy Pratama) tadi tercatat ada 51 triliun sepanjang 2013-2023,” kata Alberd, Selasa, 12 September 2023.

Alberd mengatakan pihaknya juga telah menindaklanjuti temuan itu dengan melakukan rapat koordinasi dengan intelijen Thailand. Koordinasi itu, kata dia, dilakukan untuk mendektesi seluruh keberadaan aset tersangka yang berada di luar negeri.

Baca Juga:Kasus Pembunuhan Mahasiswi Hasil Visum Adanya Kekerasan di Bibir-LeherPasutri Hendak Isi BBM Disergap 5 Unit Mobil, Ditodong Senjata Lalu Diikat, Ternyata Jadi Korban Salah Tangkap Polisi di Cileungsi

“Untuk mendeteksi rekening-rekening milik tersangka, sekaligus lokasi keberadaan aset, termasuk beberapa tersangka jaringan lain yang dicari,” ujar Alberd.

Selain itu, Alberd mengatakan PPATK juga telah memblokir 606 rekening yang diduga terafiliasi Fredy. Adapun total saldo dari seluruh rekening saat diblokir mencapai Rp 45 miliar.

0 Komentar