KITA pernah mengenal motto “Banyak anak, banyak rezeki” atau “Semakin banyak orang, semakin bahagia”. Tapi di zaman sekarang, motto tersebut rasanya sudah tidak cocok lagi buat sebagian orang, begitu menurut sebuah penelitian. Para peneliti dari Universitas Negeri Ohio menemukan remaja yang punya banyak saudara dilaporkan memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibanding yang datang dari keluarga kecil.
“Hubungan antara jumlah saudara dan kesehatan mental negatif di dua negara dengan banyak penduduk (Amerika Serikat dan Cina),” kata pemimpin penulis penelitian Doug Downey kepada Fox News Digital.
Penelitian dimuat di Journal of Family Issues pada Desember 2023 yang melibatkan lebih dari 9.400 siswa kelas 8 di Cina dan 9.100 anak usia sebaya di Amerika Serikat. Para peserta diberi pertanyaan terkait kesehatan mental. Berdasarkan jawaban, para remaja Cina yang tak punya saudara memiliki kesehatan mental paling baik. Di AS, remaja tanpa saudara atau hanya punya satu memiliki kesehatan mental terbaik.
Cocok buat masyarakat modern
Baca Juga:Hasil Riset Ungkap Kualitas Mikroba 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Ditemukan 60 Persen Tercemar E.ColiDana Abadi Penelitian, Kebudayaan, Pendidikan Tinggi, Pondok Pesantren: Bedanya Apa?
Perbedaan usia antara saudara juga berpengaruh. Pemilik saudara dengan selisih usia hanya setahun yang paling buruk kesehatan mentalnya. Namun Downey mengakui penelitin itu masih ada kekurangan. Misalnya, para peneliti tidak menganalisa kualitas hubungan antarsaudara, yang mungkin berpengaruh langsung pada kesehatan mental. Ia juga mengakui terlalu dini untuk menyarankan perubahan perilaku berdasarkan penemuan ini.
Kim Harrington, psikolog klinis di Hackensack Meridian Health di New Jersey dan tak terlibat dalam penelitian ini, memberikan pendapatnya. “Dengan penelitian ini, kita menyaksikan hasil evolusi masyarakat modern yang jauh dari masyarakat agraria di mana punya banyak anak justru berguna untuk membantu pekerjaan di ladang,” ujarnya.
“Di zaman sekarang, tuntutan ekonomi semakin besar dan membuat kedua orang tua bekerja sehingga mempengaruhi perhatian terhadap anak sehingga berpengaruh pada tumbuh kembangnya,” tambahnya. (*)