Heru Subagia juga menyoroti alokasi dana pendanaan untuk caleg DPR RI dapil VIII yang lebih banyak dialokasikan kepada kader non-asli PAN, terutama dari kalangan artis. Ia menyampaikan keprihatinan terkait distribusi yang tidak merata dan informasi jika partainya menggelontorkan uang puluhan miliar khusus untuk dapil Jabar VIII.
“Sumber daya pendanaan sangat melimpah dari partai, saya tahu dari pemberitaan di media, yang menerima dana dukungan itu diantaranya dari kalangan artis diantaranya Charli, abah Qomar dan satu lagi mantan bupati Tasik. Mengapa dana tersebut lebih banyak dialokasikan untuk caleg yang bukan kader asli PAN, terutama dari kalangan artis. Ini sangat ironis,” ungkap caleg DPR RI Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Daerah Pemilihan (Dapil) yang sama ini, dengan Abah Komar selaku Plt Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon.
Lebih lanjut, sebagai anggota tim pemenangan relawan Ganjar Pranowo pada 2024, Heru mengungkapkan tidak adanya upaya mengusut tuntas aliran dana kampanye untuk sosialisasi caleg DPRD Kabupaten Cirebon yang bisa berujung konflik internal di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Cirebon. “Saya akan deklarasi Gerakan PAN Perjuangan,” selorohnya tersenyum, Kamis malam (8/2).
Baca Juga:Alumnus Hubungan Internasional UGM: Dialog Konstruktif Rahim-Isaac Herzog Penghormatan KemanusiaanFBI Periksa 100 Saksi, Belum Temukan Motif Thomas Matthew Crooks Menembak Trump
Pemimpin Redaksi media daring delik.tv Aris Armunanto menilai dengan dugaan tidak disalurkannya bantuan dana dari DPP oleh Plt Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon kepada para caleg semakin memperburuk kesolidan paska dicopotnya Heru Subagia dari Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan menunjuk komedian Nurul Qomar (Abah Qomar).
“Seharusnya sebagai Plt Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon, membangun konsolidan dengan kader dan caleg di Kabupaten Cirebon. Kemelut yang terjadi di internal PAN Kabupaten Cirebon, maka PAN akan makin sulit mendapatkan kursi DPR RI dari daerah pemilihan Cirebon dan Indramayu,” pungkasnya.
Harold Lasswell, pakar komunikasi dan ahli politik dari Amerika Serikat, berpandangan bahwa politik kerap kali berkaitan dengan “siapa mendapatkan apa”. Konsep ini selalu berkelindan dalam perkembangan politik tradisional maupun modern di dunia.