Berdasarkan jurnal Pemimpin Ideal dalam Perspektif Syair Gundul-Gundul Pacul karya M. Indra Saputra,
berikut makna lagu Gundul-Gundul Pacul:
Gundul-gundul pacul, gembelengan
Kepala kerap diartikan sebagai pemimpin, tapi juga merupakan lambang kehormatan dan kemuliaan. Sementara rambut adalah lambang mahkota.
Dengan demikian, gundul (kepala tanpa rambut) dapat dimaknai sebagai kehormatan tanpa mahkota
Baca Juga:Raja Charles III Didiagnosis Menderita Kanker, Saat Ini Jalani PerawatanPutusan DKPP Terkait Ketua KPU dan Sejumlah Anggotanya Langgar Etik, Begini Isi Lengkapnya
Pacul atau cangkul merupakan alat pertanian dan merupakan lambang rakyat kecil yang kebanyakan bekerja sebagai petani. Menurut orang Jawa, pacul berarti papat kang ucul atau empat yang lepas.
Artinya, kemuliaan seseorang tergantung pada empat hal:
- Mata untuk melihat kesulitan rakyat
- Telinga untuk mendengar nasihat
- Hidung untuk mencium wangi kebaikan
- Mulut untuk berucap keadilan
Apabila keempat hal tersebut lepas, maka kemuliaan seseorang juga akan lenyap.
Sedangkan kata gembelengan dapat diartikan sembrono, sombong, besar kepala, dan tidak serius/main-main dalam menggunakan kehormatannya.
Dengan demikian, potongan lirik gundul-gundul pacul, gembelengan bisa dimaknai sebagai: seorang pemimpin bukanlah orang yang memakai mahkota, tetapi mereka yang membawa pacul untuk mencangkul (membuat rakyat sejahtera).
Namun apabila seseorang kehilangan empat hal penting (pacul) yang membentuk kemuliaannya, maka ia akan menjadi orang yang congkak dan sembrono (gembelengan).
Nyunggi-nyunggi wakul, gembelengan
Nyunggi adalah istilah yang dipakai ketika seseorang membawa barang di atas kepala. Wakul atau bakul merupakan lambang dari amanah rakyat.
Nyunggi wakul atau membawa bakul di atas kepala dapat didefinisikan sebagai membawa atau menjunjung amanah rakyat.
Baca Juga:Polda Metro Jaya Ekshumasi Anak Tamara Tyasmara, Apa itu Ekshumasi? Pahami Arti dan Perbedaannya dengan AutopsiPerempuan Kuasai Kategori Paling Bergengsi Grammy Awards 2024
Di lirik ini digambarkan bahwa seseorang (yang diberi tanggung jawab untuk menjunjung amanah rakyat) justru bersikap sombong (gembelengan)
Wakul nggelimpang, segane dadi sak latar
Wakul nggelimpang atau bakul jatuh/terguling adalah lambang amanah rakyat yang terjatuh. Sedangkan segane dadi sak latar memiliki arti bahwa hasil yang selama ini diperoleh akhirnya berantakan dan jadi sia-sia. Sega (nasi) yang terjatuh tak bisa dimakan lagi (tidak bermanfaat dan tidak bisa menyejahterakan rakyat).
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa Gundul-Gundul Pacul mengandung filosofi tentang seorang pemimpin yang harus bisa menjaga amanah dengan baik. Pemimpin tidak boleh sombong, sembrono, atau main-main dengan amanah yang diembankan kepadanya.