” Ada dugaan adanya penjegalan terhadap dirinya sebagai caleg non-pendukung Prabowo,” ulasnya.
Heru menjelaskan bahwa dalam proses tersebut, terdapat aspek teknis yang merugikan, terutama terkait izin khusus yang diperolehnya. Ia merasa dianaktirikan oleh partainya, dan tidak pernah dilibatkan atau diajak pertemuan terkait dengan strategi pemenangan partainya. Padahal PAN sendiri menargetkan satu kursi DPR RI untuk Dapil Jabar 8.
“Saya merasa dianaktirikan sebagai caleg DPR RI, mungkin karena saya bukan pendukung Prabowo. Saya tidak tersentuh oleh kebijakan-kebijakan partai. Sampai saat ini saya tidak pernah diajak rapat terkait strategi partai dalam memenangkan konstelasi legislatif,” bebernya.
Baca Juga:Rocky Gerung: Masak yang Diledek Itu Cuma TNI-Polri, Semua Orang Tahu Ada Hubungan Antara Mega dan Kepala BINClosing Statement Debat Capres Kelima Ganjar Singgung Prabowo Terlibat dalam Dugaan Pelanggaran HAM 1998, Rocky Gerung Ingatkan Wadas dan Kendeng
Heru pun sempat mempertanyakan mengenai hal itu, karena dia merasa selalu memperjuangkan untuk kemenangan partainya. Mirisnya dia merasa tidak dianggap.
Skenario ini dilakukan dengan cara-cara yang ilegal, imbuh Heru, terstruktur, sistematis dan masif. Motif penjegalan tersebut karena hasil polling meroket yang bisa jadi membuat sebagian orang frustasi.
“Berdasarkan hasil polling, saya dipuncak dengan perolehan 47, 2% votes. Kemudian disusul oleh Moch. Charly Vanhoutten dengan perolehan 24,3% dari total votes. Ketua DPD Kabupaten Cirebon Abah Qomar dengan perolehan 2,5 % disusul Deni Sagara 0,7%,” ungkapnya.
Meski menghadapi kendala dan hambatan, Heru menyatakan kesiapannya untuk menerima segala risiko dan menantang kerja politik. Ia menegaskan bahwa komitmennya adalah untuk menjadi wakil rakyat yang mengutamakan kemanusiaan, keadilan, pemerataan pembangunan, dan kesejahteraan. (*)