JURU bicara calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, isu penculikan yang kerap dialamatkan pada Prabowo dalam setiap pemilu presiden dan wail presiden (pilpres) seperti kaset kusut yang diulang.
“Kasus penculikan ini selalu diulang-ulang setiap pemilu seperti halnya kaset rusak. Kami menduga untuk kepentingan elektoral dan untuk men-downgrade Pak Prabowo,” ujarnya saat ngobrol dengan Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn, Senin (5/2).
Padahal, menurut Dahnil, sudah jelas Prabowo diberhentikan karena bertanggung jawab terhadap pasukan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Baca Juga:YLBHI: Ada Dugaan Mobilisasi Aparat untuk Datangi Kampus dengan Modus Wawancara Terkait Rekam Jejak JokowiTerkuak Alasan KAI Tandatangani Kontrak Kerja Sama Pengadaan Sarana KRL dengan CRRC Sifang Co., Ltd dari China
“Ini yang saya sebut sebagai loyalitasnya beliau. Kadang yang bukan tanggung jawab beliau secara langsung, tetapi beliau mau mengembannya demi menjaga kepentingan bangsa dan negara,” ungkapnya.
Diakui Dahnil, sikap kesatria yang dimiliki Prabowo membuat orang-orang yang pernah langsung berhadapan akhirnya menjadi teman dekat pada Pilpres 2024 ini. Beberapa di antaranya Budiman Sudjatmiko (eks politikus PDIP), Pius Lustrilanang, almarhum Desmond Junaidi Mahesa, dan Haryanto Taslam.
“Pertama, banyak yang akhirnya bergabung sama Pak Prabowo dalam perpolitikan nasional karena mereka mengetahui Pak Prabowo tidak bersalah. Kedua, mereka melihat ada nilai kesatria dan patriotisme dari Pak Prabowo, dan ketiga, ada nilai-nilai kemanusiaan. Ini ibaratnya seperti pepatah Jawa yakni becik ketitik ala ketara yang artinya ada saatnya yang benar akan terbuka dan yang salah akhirnya terlihat,” bebernya.
Dahnil juga menjawab isu strategi Prabowo yang mengambil Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presidennya sama dengan pola Presiden Filipina Bongbong Marcos yang menggaet anak Duterte untuk menang pemilu di Filipina.
“Sejak awal Pak Prabowo yakin cawapres potensial adalah Mas Gibran. Pak Prabowo mewakili generasi lintas zaman sementara Mas Gibran mengimplementasikan anak muda yang dekat dengan sosial media dan teknologi. Makanya program Pak Prabowo itu, berfokus pada anak-anak balita menjadi lebih sehat dan lebih cerdas untuk menjadi generasi emas 2045,” tuturnya.
Dengan fakta-fakta ini, Dahnil berharap, Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka bisa memimpin Indonesia ke depan. Apalagi, perpaduan politisi senior dan muda akan bisa jadi jembatan membangun bangsa lebih maju. (*)