”Kalau melihat dari sisi basis, memang kita melihat ada 9-11 provinsi prioritas. Kalau melihat dari jumlah suara, yang paling besar memang Jawa. Ya jelas itu menjadi main focus, tapi bukan berarti daerah lain dibiarkan,” kata Arsjad.
Taktik berburu suara di Jawa yang diterapkan para pasangan capres-cawapres ini tidak jauh berbeda dengan strategi mereka memenangkan suara di luar Jawa dan di tingkat nasional pada umumnya.
Dengan sisa masa kampanye yang singkat, tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres tampaknya akan berfokus di Jawa.
Baca Juga:Xavi Hernandez Sempat Ngamuk Usai Strikernya Vitor Rogue Dikeluarkan Wasit, La Blaugrana Menang 3-1 Lawan Deportivo AlavesSengit Lolos ke Semifinal, Qatar Menang 3-2 Adu Penalti Lawan Uzbekistan di Piala Asia 2023
Pengajar Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati, berpendapat, besarnya potensi suara dari Jawa akan menentukan strategi di masa akhir kampanye Pemilu 2024.
Menurutnya, setiap pasangan capres-cawapres akan mengarahkan kekuatan untuk mengikat pemilih di berbagai simpul suara di Jawa.
”Semakin mendekati hari-H, semua pasangan capres-cawapres kemungkinan akan fokus ke Jawa. Kalaupun ada kampanye di luar Jawa, itu dalam konteks menjaga komitmen saja, bukan menyerang untuk membalikkan dukungan. Sebab, hal itu butuh waktu, energi, dan biaya yang tidak sedikit,” pungkas Mada. (*)