TIGA anggota TNI Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia, Batalyon Brajamusti yang sempat diamankan oleh Polisi Diraja Malaysia Pasukan Gerakan AM (PDRM PGA) akhirnya dipulangkan ke Tanah Air pada Jumat (2/2).
Diketahui, ketiga TNI yang bertugas di wilayah Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat itu, ditangkap ketika berbelanja kebutuhan pokok di wilayah Batu Kaya Lubok Antu, Serawak, Malaysia pada 28 Januari 2024.
“Bahwa tiga personel Satgas Pamtas RI-Malaysia telah kembali dan telah bertugas seperti biasanya,” kata Komandan Korem 121/Alambhana Wanawai, Brigjen TNI Luqman Arief, Sabtu (3/2).
Baca Juga:Pesan Kebangsaan dan Imbauan Moral Dewan Guru Besar UMY: Penggunaan Fasilitas Negara dengan Kewenangan, Pelanggaran Konstitusi yang SeriusUnair Memanggil, Begini Isi Pernyataan Sikapnya
Luqman membantah isu soal ketiga prajurit yakni Lettu Arm Satria Fajar, Sertu Erwin dan Serda Muhammad Fitrah yang dikabarkan melakukan tindakan negatif, menyelundupkan barang-barang dari Malaysia termasuk narkoba. Menurutnya, hal tersebut tidak benar.
“Bahwa kabar negatif yang menerpa mereka adalah hoax. Mereka berprestasi cemerlang saat menggagalkan penyelundupan narkoba berskala besar,” ujarnya.
Sementara itu, Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Iwan Setiawan menerangkan persoalan penangkapan ini berawal ketika prajurit tersebut, masuk wilayah Malaysia untuk membeli gas LPG guna memenuhi kebutuhan di posko.
Saat itu, untuk membeli gas di wilayah Indonesia cukup jauh dan larut malam. Sehingga, mereka berbelanja ke toko di wilayah Malaysia yang berjarak 3 km dari pos.
Prajurit ini, sudah izin Dansatgas untuk membeli kebutuhan pos di Lubuk Antu. Kemudian berangkat menuju Lubuk Antu dengan dijemput oleh penjual langganan pos dengan mobil sipil dari toko itu, bukan kendaraan dinas. “Ketika perjalanan ada patroli dari polisi Malaysia, dan dihentikan,” ujar Iwan.
Iwan menjelaskan, warga sipil yang membawa tiga anggota TNI itu ketakutan dan melarikan diri. Kendati demikian, prajurit TNI tetap mengikuti prosedur kepolisian Malaysia untuk dilakukan pemeriksaan.
“Akhirnya anggota diamankan untuk dimintai keterangan,” ujarnya.
Ketiga anggota TNI tersebut memang membawa delapan tabung gas berukuran 14 kg untuk rencana kebutuhan pos. Namun tak ada barang lain yang dibawa yakni sembako bukan narkoba. “Jadi kalau misalkan diberitakan ada indikasi membawa beras sekian banyak, ada bawa bungkusan seperti narkoba, itu tidak ada. Itu hoax. Saya yakinkan itu tidak ada,” katanya.