JELANG Imlek yang jatuh pada Sabtu (10/2), umat Konghucu di Surabaya melakukan tradisi menyucikan ratusan rupang (patung) dewa-dewi di Kelenteng Hong San Ko Tee Surabaya, Sabtu (3/2).
Tradisi menyucikan ratusan rupang dewa ini bertujuan untuk menyambut datangnya Imlek. Selain itu, tradisi ini bertujuan untuk menghormati dan memuliakan dewa-dewi dari umat Konghucu.
Tradisi ini setiap tahun selalu dilakukan oleh umat Konghucu di Surabaya. Proses menyucikan rupang dewa ini dengan membersihkannya memakai air bunga yang sebelumnya di bersihkan dengan air sabun.
Baca Juga:Menguak Kematian Dante, Putra Pemain Serial Malam Minggu MikoForum Rektor Indonesia Menolak Upaya Provokasi Mencedarai Demokrasi, Rektor Universitas Hasanudin: Pernyataan Sikap Forum Guru Besar Unhas Tidak Mewakili Institusi
Selain bertujuan untuk mensucikan rupang dewa, juga untuk merawat rupang dewa dari kotoran maupun karat.
Erdina, salah satu pengurus kelenteng mengatakan jika kegiatan ini merupakan tradisi rutin setiap tahun, sepekan menjelang perayaan Imlek. Ada ratusan rupang dewa yang disucikan oleh para pengurus kelenteng.
“Kegiatan memandikan rupang dewa, biasanya dilakukan seminggu menjelang Imlek, yang dibersihkan patung dewa dan kelenteng, tujuannya biar bersih dan suci ketika perayaan Imlek,” ujar Erdina, Sabtu (3/2/2023).
Selain menyucikan rupang para dewa, pengurus di kelenteng juga membersihkan kelenteng mulai dari ruangan, meja sembahyang serta meja tempat rupang dewa diletakkan.
Dalam kepercayaan umat Khonghucu, beberapa hari menjelang Imlek dewa-dewi yang mengisi rupang keluar dan menuju langit untuk menghadap Tuhan dan melaporkan setiap perbuatan umatnya.
Saat itu rupang kosong dan umat Konghucu wajib menyucikan rupang tersebut untuk menghormati para dewa sebelum kembali ke bumi. Saat proses penyucian rupang harus dikerjakan secara teliti dan dilarang bergurau, sebab bagi umat Khonghucu rupang dewa merupakan benda suci. (*)