KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia Dwikorita Karnawati mengingatkan Pemprov Jabar untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem.
Dwikorita menerangkan, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi dan dengan penduduk terpadat di Indonesia, dimana puncak musim hujan diprediksi BMKG dimulai pada akhir Januari hingga Maret mendatang. Untuk itu, kata dia, Pemprov Jabar perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem dengan melakukan sejumlah mitigasi.
Ia menyebut tidak ada anomali cuaca dalam musim hujan tahun ini. Musim hujan, lanjut Dwikorita, berlangsung normal, sesuai dengan rata-rata klimatologisnya selama 30 tahun terakhir, dapat mencapai 400 milimeter dalam satu bulan. Hanya saja, menurutnya terkadang akan muncul hujan ekstrem pada skala harian, dimana curah hujan dapat mencapai 150 milimeter per hari.
Baca Juga:Banjir Petisi Akademisi, Jokowi Tegaskan Freedom of Speech, Kritik adalah Vitamin Perbaikan Kualitas DemokrasiTesla Cybertruck Disebut Tanpa Penutup Roda Aerodinamis
Akibatnya, tambah dia, hujan tersebut dapat menyebabkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor jika tidak diantisipasi sejak awal. Aksi mitigasi yang dapat dilakukan, diantaranya membersihkan saluran air atau drainase lingkungan, membersihkan sungai dari material penghambat/sumbatan berupa batu, tanah, kayu, ranting pohon, dan sampah, yang dapat memicu terjadinya banjir bandang.
Hal tersebut kerap terjadi terutama pada daerah dataran rendah yang berada di sekitar perbukitan, pada saat pasca kejadian gempabumi di musim hujan. Akibat gempa, kerap terjadi banyak titik longsor di lereng lembah-lembah hulu sungai di perbukitan. Material longsor beserta pohon-pohon dan tanah ataupun batuan yang terseret longsor akan terendapkan di lembah-lembah sungai tersebut, mengakibatkan terbentuknya sumbatan yang membendung aliran air sungai di daerah hulu. Dengan turunnya hujan selama berhari-hari, bendung tersebut akhirnya jebol karena tidak mampu menahan tekanan akumulasi air sungai yang terbendung, maka terjadilah banjir bandang atau aliran debris dengan kecepatan tinggi ke arah dataran rendah di hilir.
Longsor Argasunya Kota Cirebon
Bencana tanah longsor terjadi di Sungai Bantar Benda, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon yang di duga karena intensitas hujan tinggi sehingga menyebabkan debit air naik dan tanah di pinggiran sungai terkikis.
Pj Wali Kota Cirebon, Drs. H Agus Mulyadi M.Si meninjau lokasi longsor di Sungai Bantar Benda, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Sabtu (3/2) usai menerima laporan dari BPBD dengan mendengarkan aspirasi warga.