MAHFUD MD menyatakan bahwa ia sering menggunakan pers sebagai ‘pemukul’ saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam. Mahfud sendiri sudah bertemu Presiden RI Joko Widodo untuk menyerahkan surat pengunduran diri, Kamis (1/2).
Usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Mahfud pun menggelar konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. Cawapres Ganjar Pranowo itu berterima kasih kepada jurnalis yang menurutnya membantu tugas-tugasnya sebagai Menko Polhukam.
“Gaya kerja saya itu pemukulnya justru saya selalu menggunakan wartawan, karena mukul sendiri nggak bisa kalau ada orang nakal itu. Kalau ada pejabat nakal, sulit saya hadapi sendiri. Berkoordinasi ke sana macet, berkoodinasi ke sana macet,” kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam RI, Kamis (1/2).
Baca Juga:Raih Kinerja Pelaksanaan Anggaran dan Laporan Bendahara Terbaik, Korem 063/SGJ Terima Penghargaan dari KPPN CirebonCaleg DPR Partai Perindo Dean Herdesviana Gelar Public Speaking Bagi Karyawan di Cianjur
Kata Mahfud, sebagai Menko Polhukam, ia kerap melempar isu ke publik untuk memperlancar kerjanya. Ia mengaku kerjanya terbantu jika suatu kasus “dikeroyok rakyat”.
“Karena kalau macet, tidak bisa saya atasi, saya lempar ke atas agar rakyat yang mengeroyok lalu kembali ke saya, bisa saya selesaikan. Itu yang saya lakukan dalam banyak aksus, menyelesaikan masalah-masalah dalam tugas Kemenko Polhukam ini,” katanya.
Mahfud menambahkan, penting bagi Kemenko Polhukam untuk dekat dengan wartawan demi kerja-kerja kementerian tersebut.
Jauh sebelumnya, Minggu 17 Desember 2023, saat calon wakil presiden nomor urut 3 ini menggelar pertemuan bersama jurnalis di DPD Partai Hanura Sumatra Barat, Mahfud mengatakan bahwa negara harus membantu jurnalis agar independen. Mahfud kemudian menyinggung soal peran jurnalisme dalam kemerdekaan Indonesia.
“Jurnalis itu harus diberi independensi dan dibantu sepenuhnya oleh negara. Karena apa? coba dulu kita kalau tidak ada jurnalis, kita nggak bisa merdeka. Karena kemerdekaan itu harus disiarkan,” kata Mahfud saat
Menurut dia di awal masa kemerdekaan Indonesia, jurnalis sangat dihormati. Jurnalis, bagi Mahfud, memberikan kontribusi bagi kehidupan bernegara Indonesia. Mahfud menyandingkan peran jurnalis dengan lembaga kekuasaan.
“Gini, kalau demokrasi itu mau bagus kan empat tuh kuncinya. Satu, legislatifnya harus bagus. Kedua, eksekutifnya harus bagus. Ketiga, yudikatifnya harus bagus. Keempat, pers, di situ ada jurnalis, pers harus bagus,” jelasnya.