KEPALA Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak memastikan, tiga prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Pos Kotis Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang ditangkap di Malaysia sudah kembali.
“Sudah (kembali), mereka belanja ke sana (Malaysia),” kata Maruli di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (1/2).
Maruli mengatakan bahwa ketiga prajurit itu mulanya berbelanja ke Malaysia, tetapi kemudian ditangkap.
Baca Juga:Pakar Hukum Tata Negara Minta Refleksi Diri: 3 Langkah Konkrit terkait Posisi dan Sikap UGM di Hadapan Kekuasaan.Menebak Skenario Jokowi Usai Mahfud MD Mundur, Luhut Berpeluang Jadi Menko Polhukam?
“Padahal mau belanja doang diributi, ada (isu) narkoba lagi, orang beli (gas) LPG buat masak sayur kok,” ujar Maruli.
Ia mengatakan, mereka berbelanja di Malaysia karena pertimbangan jarak yang lebih dekat.
“Kalau belanja ke sini (Indonesia) 20 kilometer kalau ke seberang 3 km. Dengan masyarakat juga belanjanya ke sana (Malaysia), karena kita ikut belanja ke sana ya mungkin dari pihak sana melihat ada tentara melintasi batas,” tutur KSAD.
Sebelumnya, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam)/XII Tanjungpura Mayjen Iwan Setiawan angkat bicara soal penangkapan Satgas Pamtas Pos Kotis Nanga Badau oleh Pasukan Gerakan Am (PGA) Malaysia pada Minggu (28/1) sekitar pukul 02.00. Iwan mengatakan bahwa tiga prajurit itu tidak sedang melakukan penyelundupan, melainkan hanya membeli delapan tabung gas untuk kebutuhan posko.
“Saya memastikan ketiga anggota tersebut hanya membeli delapan tabung gas untuk kebutuhan posko karena harganya lebih murah,” ujar Iwan kepada wartawan, Selasa (30/1).
Mantan Danjen Kopassus itu menegaskan, apabila ada informasi yang menyebutkan ketiga anggota tersebut ditangkap karena menyelundupkan beras dan narkoba, hal itu dipastikan tidak benar atau hoaks. “Saya yakinkan itu tidak ada, hanya delapan tabung gas,” kata Iwan.
Menurut dia, peristiwa tersebut terjadi saat ketiga anggota dijemput menggunakan mobil sipil milik penjual bahan pokok. Kemudian, saat dalam perjalanan bertemu dengan patroli PGA.
Baca Juga:Sederet Pernyataan Mahfud MD Mundur Sebagai Menko Polhukam, Jokowi: Sore Mungkin KetemuDPR Pertimbangkan Netralitas Kades hingga Putuskan Revisi UU Desa Dibahas Saat Situasi Politik Tidak Memanas
“Anak-anak dijemput mobil sipil bukan mobil tentara, dan pada saat perjalanan ada patroli dari PGA lalu diberhentikan,” kata Iwan. (*)