Cahyanto memaparkan, per Agustus 2023, tenaga kerja di sektor industri mengalami kenaikan sebesar 0,89%. Yakni, dari 19,17 juta orang pada Agustus 2022 menjadi 19,37 juta orang setahun kemudian. Kenaikan jumlah pekerja manufaktur juga disertai kenaikan upah sebesar 7,3%.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga positif. Hal itu tercermin dari optimisme konsumen terhadap ekonomi RI yang dilaporkan tetap kuat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 123,8 pada bulan Desember 2023, naik tipis dari posisi bulan November 2023 yang sebesar 123,6.
“Ekonomi masih tumbuh positif meski ada tekanan. Realisasi investasi nasional masih meningkat sekitar 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadikan sektor industri kembali peringkat pertama sebagai sektor tujuan investasi terbesar dengan porsi 42% terhadap realisasi nasional. Atau sekitar Rp596,3 triliun pada tahun 2023. Ini naik 19,8%,” paparnya.
Baca Juga:Dewan Pers Pastikan Tidak Ada Debat Capres-Cawapres Saat Deklarasi Kemerdekaan Pers, 3 Pernyataan Bakal Diteken Para Paslon3 Sastrawan Jawa, Sunda dan Bali Jadi Pemenang Ajang Hadiah Sastra Rancage 2024
“Untuk purchasing manager index (PMI), di industri manufaktur yang dirilis S$P Global, kita mencapai level 52,2 di bulan Desember 2023, naik 0,5 poin dari posisi bulan November 2023. Ini artinya selama 28 bulan secara berturut-turut Indonesia berada pada posisi ekspansi,” kata Cahyanto.
Dia menjelaskan, sektor manufaktur nasional di kuartal IV tahun 2023 juga masih mampu dalam kondisi ekspansi.
Manufaktur RI, lanjutnya, hanya bersaing dengan India sebagai negara yang masih mampu bertumbuh pasca-pandemi Covid-19.
“Ini tidak terjadi di mana pun. Kami sudah perhatikan kinerja PMI di seluruh negara objek S& Global ini, hanya Indonesia dan India terus berada dalam level ekspansi setelah tekanan pandemi Covid-19,” kata Cahyanto.
“Untuk indeks kepercayaan industri (IKI) bulan Januari 2024 berada dalam fase ekspansi di level 52,35 . Ada kenaikan sebesar 1,03 poin dari angka IKI bulan Desember 2023 yang sebesar 51,32 dan dibandingkan IKI Januari 2023 ada kenaikan sebesar 0,81 poin,” cetusnya.
Menurut Cahyanto, hal itu terkonfirmasi dari dari seluruh komponen utama perhitungan IKI. Di mana, komponen variabel pesanan baru sebesar 52,17, variabel produksi sebesar 53,63 dan variabel persediaan produk sebesar 50,80.
“Artinya seluruh komponen berada pada level ekspansi. Meski koreksi di variabel pesanan baru karena ada penurunan pesanan di domestik maupun dari luar negeri. Secara umum nilai IKI bulan Januari 2024, tetap pada level ekspansi. Ini sejalan persentase pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya meningkat. Yaitu, 30,1% meningkat dan 46,3% stabil,” pungkasnya.