Menurut Ristadi, PHK dipicu serbuan produk impor yang menggerus pasar di dalam negeri. Sementara, pabrik berorientasi ekspor terkena efek anjloknya permintaan di tengah tekanan ekonomi global.
“Kami berharap pemerintah concern terhadap sektor TPT, garmen, dan sepatu yang menyerap jutaan lapangan pekerjaan. Ini adalah industri padat karya,” sebutnya.
“Pabrik benang dan kain di Semarang yang baru PHK itu memang lokal. Tapi dia memasok untuk pabrik yang ditujukan untuk ekspor yang ordernya juga anjlok. Sementara pabrik garmen itu adalah pemasok untuk brand-brand internasional. Dia orientasi ekspor,” ungkapnya.
Baca Juga:Dewan Pers Pastikan Tidak Ada Debat Capres-Cawapres Saat Deklarasi Kemerdekaan Pers, 3 Pernyataan Bakal Diteken Para Paslon3 Sastrawan Jawa, Sunda dan Bali Jadi Pemenang Ajang Hadiah Sastra Rancage 2024
Karena itu, lanjut Ristadi, di tengah anjloknya ekspor, pabrik garmen tersebut memutuskan pindah atau merelokasi pabriknya dari Kota Semarang.
“Manajemen menyampaikan mereka akan relokasi ke Grobogan (Jawa Tengah). Juga untuk menekan cost produksi. Biasanya ini karena nggak kuat upah minimum dan biaya-biaya tak terduga lainnya,” sebut Ristadi.
Dia pun mendesak langkah konkret dan cepat dari pemerintah untuk membantu industri padat karya di dalam negeri, seperti industri TPT.
“Ada 2 upaya penyelamatan industri tekstil yang mendesak dan harus dilakukan pemerintah segera. Yaitu, upaya penyelamatan industri berbasis pasar lokal dan berorientasi ekspor,” katanya.
Upaya untuk industri orientasi pasar lokal adalah:
- Stop impor ilegal dan batasi perjanjian perdagangan
- Operasi pasar barang ilegal
- Bantuan modernisasi mesin tekstil
- Kebijakan perbankan dan pajak yang lunak.
Upaya untuk industri orientasi pasar ekspor adalah:
- Kebijakan pajak, harga energi, serta perizinan yang murah dan cepat
- Bantu promosi perluasan pasar tekstil di luar Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Sektor Manufaktur Nasional Fase Ekspansi, Ada Kenaikan Jumlah Pekerja
Sektor manufaktur nasional dilaporkan dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut. Tak hanya itu, di tengah maraknya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah pabrik di dalam negeri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) justru mencatat ada kenaikan jumlah pekerja di sektor manufaktur.
Baca Juga:Susul Mahfud MD, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani Mundur: Dasar EtikaKPK Buka Peluang Kembali Penetapan Mantan Wamenkumham Eddy Hiariej Sebagai Tersangka
Hal itu disampaikan Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin SA Cahyanto dalam konferensi pers rilis Indeks Keyakinan Industri (IKI) Januari 2024.