CALON presiden nomor urut satu Anies Baswedan mendapat dukungan dari Abu Bakar Ba’asyir (ABB), ulama yang pernah menjadi pemimpin kelompok ekstremis di balik bom Bali 2002, serangan teroris paling mematikan di Indonesia.
Dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (30/1), dalam rekaman audio yang menjadi viral di media sosial bulan ini, Abu Bakar Ba’asyir (85) menggambarkan mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai kandidat yang akan berusaha memerintah Indonesia dengan hukum Islam semaksimal mungkin.
Dukungan tersebut muncul hanya beberapa minggu sebelum negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia itu mengadakan pemilu.
Baca Juga:Kasus Penembakan WNA Turki yang Dilakukan Terencana Geng Meksiko, Adakah Kejahatan Transnasional di Bali?Tembak WNA Turki di Bali Sempat DPO, Pemimpin Geng Meksiko Sicairos Valdes Roberto Ditangkap di Terminal Nganjuk
Para analis mengungkapkan meski kehadiran ulama tersebut dapat membantu Anies meraup suara, dukungan resmi Abu Bakar Ba’asyir dan tokoh agama garis keras lainnya dapat menjadi bumerang bagi Anies di negara dengan puluhan juta pemilih muslim moderat dan non-muslim.
Peneliti senior Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi Muhamad Taufiqurrohman mengatakan deklarasi Abu Bakar Ba’asyir akan berdampak buruk bagi Anies karena semakin memperkuat pandangan masyarakat bahwa Anies adalah bapak politik identitas yang didukung kelompok radikal.
“Abu Bakar mendukung Anies karena ia memandang Anies sebagai calon presiden yang paling mungkin mendukung penerapan hukum syariah dan pembentukan kekhalifahan di Indonesia,” kata Muhamad Taufiqurrohman di Jakarta.
Negara kepulauan berpenduduk 274 juta jiwa ini tidak menerapkan syariah di luar provinsi konservatif Aceh, ketika hukum Islam diperbolehkan berdasarkan otonomi yang disepakati pemerintah pusat untuk mengakhiri pemberontakan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Kelompok garis keras, termasuk Jemaah Islamiyah (JI), yang didirikan Abu Bakar Ba’asyir telah bertahun-tahun melancarkan serangan mematikan, termasuk terhadap warga sipil, dalam perjuangan mereka mendirikan negara berdasarkan hukum Islam.
Abu Bakar Ba’asyir membantah terlibat dalam serangan di Bali, yang menewaskan 202 orang ketika bom menghancurkan dua klub malam. Pada 2021, Abu Bakar Ba’asyir dibebaskan setelah 1 dekade dipenjara karena hubungannya dengan kamp pelatihan militan di Aceh.
Saat dihubungi, tim kampanye Anies mengatakan kepada Nikkei Asia tidak ada komentar. “Untuk saat ini, belum ada komentar resmi,” kata tim kampanye Anies yang tidak mau disebut namanya.