CALON presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo singgung Jenderal yang dulu menghukum Prabowo Subianto terkait dugaan pelanggaran HAM. Ganjar menilai bahwa mereka tidak etis karena sekarang memberikan dukungan kepada Prabowo yang maju sebagai capres di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan oleh Ganjar saat berkampanye dan berdialog bersama mahasiswa dan gen Z di Pontianak Convention Center, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 31/1/2024.
“Bapak tolong jangan hanya pas kampanye ini muncul-muncul terus mengenai pelanggaran HAM. Itu harapan kami juga, itu mohon untuk segera diselesaikan agar ini tidak menjadi bahan yang selalu digunakan terus saat pemilu. Kami ingin kebenaran itu hadir, kebenaran itu ada untuk rakyat Indonesia,” ujar Astarina, seorang Mahasiswa.
Baca Juga:Klaim Neuralink Berhasil Tanamkan Cip Otak, Elon Musk Sebut Kondisi Manusia yang Jadi Objek Uji Coba MembaikPaspampres Klarifikasi Soal Aniaya Warga yang Bentangkan Spanduk Saat Jokowi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Kemudian, Ganjar memberikan respons tersebut dan membahas momen saat debat pertama Pilpres 2024 saat ia memberikan pertanyaan masalah HAM ke Prabowo dan mengaku pertanyaan tersebut tidak berniat untuk menjatuhkan Prabowo.
“Kemudian terkait dengan pelanggaran HAM. Kalau Anda nonton debat pertama saya lah orang yang berani bertanya langsung di depan Pak Prabowo. Apakah sedang menghina beliau? Tidak. Apakah saya sudah mengungkit masa lalu? Tidak. Tadi beliau benar. Karena saya ingin memastikan agar perdebatan ini tidak terulang setiap mau pilpres. Maka tugas negara adalah memastikan itu,” kata Ganjar.
“Maka dulu saya tanya pada dua hal, yang pertama, ‘Apakah Saudara, kalau Saudara yang terpilih apakah akan membuat pengadilan HAM?’ Karena ini 2009 diperintahkan dengan keputusan DPR tapi tidak ada yang melaksanakan sampai hari ini dan tidak ada yang memutuskan sampai hari ini dan itu selalu berulang setiap 5 tahun. Saya tanyakan langsung,” sambung Ganjar.
Ia juga menyinggung Jenderal soal pertanyaan yang diajukannya dan menilai sikap Jenderal tersebut tidak etis. Karena, Jenderal tersebut dulu menghukum Prabowo terkait pelanggaran HAM, tetapi sekarang memberikan dukungan.
“Dan kemudian ada beberapa jenderal yang dulu ikut menghukum lalu berkomentar begini ‘Itu tidak etis pertanyaannya’. Saudara yang sangat tidak etis. Saudara dulu yang memutuskan, dan Saudara hari ini berada di kubunya dan Anda membalikkan pikiran itu, Saudara yang tidak etis,” imbuh Ganjar.