KEJADIAN kelam dan tragis atas peristiwa G30S/PKI menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang tak terhindarkan. Tragedi itu kini diangkat ke dalam film berjudul Kupu Kupu Kertas.
Denny Siregar selaku produser mengatakan bahwa tragedi itu diangkat ke film layar lebar tujuannya untuk memberikan edukasi pada anak-anak muda bahwa ada tragedi itu ada dan pernah terjadi dalam sejarah masa lalu.
Kendati demikian, Denny Siregar menyebut film Kupu Kupu Kertas bukan lah film sejarah. Dia justru mengaku sedang membuat film tentang cinta.
Baca Juga:Menguliti Dimensity 8300-Ultra di Balik Ekstremnya POCO X6 Pro 5GInfluncer Inggris Ungkap Bali Bikin Stres karena Macet dan Kumuh, Follower di TikToknya: Cobalah Uluwatu Pantainya Bagus
“Saya tidak ingin membuat film sejarah. Saya ingin menampilkan kisah cinta di tengah konflik berdarah dalam sejarah kita,” kata Denny Siregar di bilangan Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (29/1).
Film ini mengambil lokasi syuting di Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur. Mengangkat tentang drama dua remaja dibalut oleh peristiwa sejarah yang pernah terjadi pada tahun 1965 di Banyuwangi. Dimana hubungan mereka terhalang oleh perbedaan ideologi dalam keluarga mereka.
Hal itu dialami Ning (Amanda Manopo), gadis cantik yang dibesarkan di keluarga berpaham PKI, ketika dia meradakan jatuh cinta kepada Ihsan (Chicco Kurniawan) yang dilahirkan dari keluarga NU.
Awalnya Ning dan Ihsan tidak peduli akan perbedaan ini. Hingga pada suatu malam terjadi pertikaian yang mengerikan berdarah.
Rasjid, kakak Ihsan (Samo Rafael) bersama puluhan anak muda Ansor lainnya, dicegat dan dibunuh oleh simpatisan PKI yang dipimpin oleh Rekoso, ayah Ning (Iwa K) dan kaki tangannya, Busok (Reza Oktovian).
Mengetahui situasi akan semakin genting, Ihsan mengajak lari Ning untuk menghindar dari amukan amarah rakyat yang akan melakukan aksi balas dendam. Apakah Ning dan Ihsan akan selamat dari kemelut ini ?
Film Kupu Kupu Kertas disutradarai oleh Emil Heradi dan dibintangi sejumlah aktor dan aktris yaitu Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Iwa K, Reza Oktovian, Samo Rafael, Fajar Nugra, Ayu Laksmi, dan Seroja Hafiedz. (*)