Pada 1927, Rockefeller Foundation mendirikan Johns Hopkins School of Public Helth, Harvard School of Public Health, dan School of Hygiene di Universitas Toronto.
Untuk meluaskan sekolah kesehatan masyarakat di AS dan 21 negara asing, Rockefeller Foundation menghabiskan 25 juta dolar. Yayasan ini juga membidani Divisi Ilmu Kedokteran pada akhir 1920-an, divisi yang meneliti bidang psikiatri dan mendanai kontrasepsi perempuan.
Usai Perang Dunia 2, Rockefeller Foundation mengirim sebuah tim ke Jerman Barat untuk meneliti dan berpartisipasi memulihkan kembali negara tersebut. Melalui bidang pendidikan dan penelitian ilmiah, mereka juga menaruh fokus untuk memulihkan demokrasi.
Baca Juga:Hasil Penelitian Center for Digital Society UGM: Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi Global atas Isu Krisis IklimPernyataan Keras Luhut Soal Contekan ke Jokowi, Tom Lembong: Terima Kasih Banyak Ya
Pengaruh Rockefeller Foundation di dunia coba mereka salurkan dengan berkolaborasi bersama WHO. Hubungan yayasan dan organisasi kesehatan dunia itu telah berlangsung selama 70 tahun.
Rockefeller Foundation sempat menjadi pionir dalam memberantas penyakit cacing tambang (1909-1914), malaria (1915), dan demam kuning (1920-1950-an). WHO mereplikasi inisiasi Rocekefeller itu dengan meluncurkan kampanye pemberantasan cacar, salah satunya tahun 1966.
Pada 2021, kerja sama Rockefeller Foundation dan WHO kian terjalin secara erat. Mereka berupaya untuk mengatasi misformasi di internet agar masyarakat bisa mengakses informasi kesehatan yang ilmiah.
Di bidang agrikultur, Rockefeller Foundation juga memberi hibah kecil ke Meksiko untuk keperluan penelitian jagung pada 1941. Kedua negara itu juga mengusung misi agar Pemerintah Meksiko terhindari dari inflitrasi komunis.
Pada tahun pertama pandemi COVID-19 pada 2020, Rockefeller Foundation memberi bantuan 20 juta dolar AS untuk komunitas rentan agar bisa bertahan hidup. Mereka juga berinisiasi untuk menyusun perencanaan agar tempat kerja bisa beroperasi lagi di tengah pandemi COVID-19.
Komjen Pol. Dharma Pongrekun
Dharma Pongrekun adalah seorang perwira tinggi (Pati) Polri dengan pangkat jenderal bintang tiga alias Komisaris Jenderal (Komjen). Dia dilahirkan pada 12 Januari 1966 di Palu, Sulawesi Tengah.
Dharma mengenyam pendidikan hingga pasca sarjana. Dia merupakan alumni SMP Bruderan Purwokerto pada 1981 dan SMAN 34 Jakarta 1984. Kemudian, pada 1988 dia lulus dari AKABRI A.
Baca Juga:Istana Bantah Anggapan Kunker Jokowi ke Jawa Tengah Terkait Pemenangan Capres-Cawapres TertentuPenyitaan Ponsel Aiman Minta Perlindungan Kompolnas, Todung Mulya Lubis: Status Adalah Saksi Bukan Tersangka
Lalu dia meneruskan pendidikan formalnya ke bangku kuliah tingkat magister jurusan Manajemen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, lulus 2002.