“Makanya sejak 2010 mulai muncul hoaks, hoaks berasal dari bahasa Inggris hocus pocus artinya mantera sihir,” pungkasnya.
Rockefeller Foundation
delik.tv mencoba menelusuri nama Rockefeller Foundation tengah mencuat lantaran dianggap sebagai pihak yang menciptakan virus Corona dan menyebabkan pandemi COVID-19.
Rockefeller Foundation disebut oleh Komjen Pol. Dharma Pongrekun dalam tayangan kanal YouTube dr. Richard. Video berdurasi 55.54 menit itu menampilkan Komjen Pol. Dharma yang mengatakan bahwa Rockefeller Foundation telah merencanakan pandemi COVID-19 sejak tahun 2010.
Baca Juga:Hasil Penelitian Center for Digital Society UGM: Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi Global atas Isu Krisis IklimPernyataan Keras Luhut Soal Contekan ke Jokowi, Tom Lembong: Terima Kasih Banyak Ya
Selama ini, Rockefeller Foundation dikenal sebagai organisasi nirlaba dari Amerika Serikat. Dalam laman resminya, Rockefeller Foundation mengusung misi untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Berdasarkan laman Rockefeller Archive Center, berdirinya Rockefeller Foundation tak lepas dari peran utama John D. Rockefeller. John merupakan arsitek di balik organisasi yang terbentuk pada awal abad 20 ini.
Sebelumnya, John D Rockefeller dikenal sebagai pengusaha minyak setelah mengawali karier sebagai penjaga buku. Ia membangun kilang minyak sendiri pada era 1860-an, kemudian mendirikan Standar Oil Company bersama beberapa rekannya.
Pada 1882, Standard Oil hampir memonopoli semua bisnis minyak di Amerika Serikat. Jelang memasuki abad ke-20, Rockefeller mengalihkan perhatiannya pada kegiatan amal. Konsentrasi Rockefeller dicurahkan sepenuhnya pada kegiatan filantropi tahun 1897.
Bersama dengan putranya, John D. Rockefeller Jr., Rockefeller senior kemudian mendirikan sejumlah lembaga filantropi. Sebut saja Rockefeller Institute for Medical Research (yang kemudian berganti nama menjadi Universitas Rockefeller) pada 1901 di New York.
Selain itu, terdapat pula General Education Board pada 1902. Rockefeller Foundation baru didirikan John D. Rockefeller pada tahun 1913. Yayasan ini tak sekadar memberi bantuan langsung untuk orang yang miskin atau orang sakit.
Rockefeller Foundation mencoba untuk berpegang pada prinsip-prinsip ilmiah dan sistematis guna mengetahui penyebab dari masalah sosial dan penyakit fisik manusia. Ini menjadi terobosan baru untuk yayasan amal kala itu.
Baca Juga:Istana Bantah Anggapan Kunker Jokowi ke Jawa Tengah Terkait Pemenangan Capres-Cawapres TertentuPenyitaan Ponsel Aiman Minta Perlindungan Kompolnas, Todung Mulya Lubis: Status Adalah Saksi Bukan Tersangka
Kegiatan amal Rockefeller Foundation berkisar di seputar kesehatan masyarakat, bantuan kesehatan, dan penelitian medis. Hal itu mulai ditunjukkan pada 5 Desember 1913.
Rockefeller Foundation mengucurkan hibah sebesar 10 ribu dolar kepada Palang Merah Amerika. Dana hibah itu digunakan untuk keperluan membeli properti kantor pusat mereka di Washington, D.C., Amerika Serikat.