KOMISARIS Jenderal (Komjen) Dharma Pongrekun yang merupakan mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) belum lama ini membongkar fakta mengejutkan. Sosoknya menjadi sorotan dan perbincangan warganet setelah dia membahas soal Covid-19 di kanal YouTube dr. Richard. Video YouTube itu tayang Sabtu, 27 Januari 2024.
Dalam tayangan YouTube berdurasi 55.54 menit itu, ia secara terang-terangan menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang menggegerkan dunia selama beberapa tahun lalu sudah direncanakan sejak 2010 oleh Rockefeller Foundation.
Dharma menyebut Rockefeller Foundation adalah pembuat virus COVID-19 dan vaksin termasuk berhala dalam acara podcast Youtube dr. Richard Lee yang sudah tayang pada Sabtu, 27 Januari 2024. Judulnya adalah “JENDRAL BINTANG 3 INI BAHAS TENTANG KONSPIRASI !? PETINGGI NEGARA INI TERLIBAT !?”.
Baca Juga:Komjen Dharma Pongrekun Ungkit WHO Pandemic Treaty, Apa Artinya?Komjen Dharma Pongrekun Bongkar Hasil Temuan Intelijen Soal Covid-19 , Sebut Nama Rockefeller Foundation
Salah satu yang diungkapkan Dharma Pangrekun adalah terkait Rockefeller Foundation. Ia menuding Rockefeller sebagai pihak yang merencanakan virus COVID-19 hingga terjadi sebuah teori konspirasi untuk menguasai sistem dunia.
Berikut adalah fakta-fakta kontroversial yang diungkap Dharma Pangrekun melalui podcast Youtube milik dr. Richard Lee:
Konspirasi COVID-19
Di awal podcast, dr. Richard Lee memperkenalkan Dharma Pangrekun sebagai seorang polisi. Dharma termasuk jenderal bintang 3 dan pernah menjabat Wakil Kepala BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Pria yang sekarang menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri itu disebut pernah menyatakan COVID-19 termasuk konspirasi.
“Saya tidak mengatakan konspirasi, tetapi orang-orang yang tidak paham mereka yang menuding bahwa saya berbicara teori konspirasi,” ucap Dharma.
COVID-19 Direncanakan Sejak 2010
Dalam lanjutan acara, Dharma Pangrekun secara terang-terangan mengatakan COVID-19 sudah direncanakan sejak 2010 oleh Rockefeller Foundation.
Ia menjelaskan, rencana tersebut sempat disimulasikan pada tahun 2015 hingga dijalankan pada tahun 2020 untuk di Indonesia.
“Tapi kalo di luar sudah disosialisasikan tahun 2019,” beber Dharma.
Baca Juga:Hasil Penelitian Center for Digital Society UGM: Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi Global atas Isu Krisis IklimPernyataan Keras Luhut Soal Contekan ke Jokowi, Tom Lembong: Terima Kasih Banyak Ya
Dirinya lantas menjelaskan bahwa tujuan utama rencana itu ialah semata-mata demi percepatan program digitalisasi.
COVID: Certificate of Vaccine Identity Digital
Dharma Pangrekun mengatakan singkatan dari COVID adalah Certificate of Vaccine Identity Digital.
“Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh kemana-mana. Itu yang permainan mereka. Mereka kontrol kita by system,” tuturnya.