Rockefeller juga memberikan dana sebesar $407.550 untuk United Nations Office for Project Service (UNOPS) tahun 2023. Masih di tahun yan sama, organisasi ini menyumbangkan $350 ribu bagi International Finance Facility for Education.
Kofi Annan Foundation termasuk yang pernah menerima uang sebesar $1 juta lebih dalam proyek sistem tata kelola pangan. National University of Singapore bahkan mendapatkan $275 ribu yang digunakan untuk Institute for Environment and Sustainability terkait desain kebijakan di Asia Tenggara.
Mengutip laman Gavi.org, Rockefeller memberikan dana senilai $ 5 juta.Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung implementasi solusi inovatif yang cepat, memanfaatkan mitra baru, menghasilkan wawasan dan membangun strategi untuk mengubah pembelajaran, pelatihan, dan pemantauan kinerja tenaga kesehatan dengan memanfaatkan potensi teknologi digital.
Baca Juga:Fakta-Fakta Kontroversial Dharma Pongrekun: Konspirasi COVID-19, Permainan Farmasi Menyesatkan dan Vaksin BerhalaKomjen Dharma Pongrekun Ungkit WHO Pandemic Treaty, Apa Artinya?
Terkait COVID-19, Rockefeller Foundation turut berkomitmen menyalurkan lebih dari $1 miliar sebagai upaya tanggap darurat selama tiga tahun pertama sejak 2020.
Mereka juga mengklaim telah meluncurkan U.S. Equity-First Vaccination Initiative (EVI) senilai $23 juta. Tujuannya mengurangi kesenjangan rasial dalam tingkat vaksinasi Covid-19 dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat.
Melalui program tersebut, mereka berinisiatif meningkatkan akses vaksinasi dan informasi yang akurat bagi masyarakat yang diidentifikasi sebagai orang kulit hitam, latin, pribumi, dan orang kulit berwarna.
Rockefeller Foundation saat ini dipimpin Rajiv J. Shah sebagai presiden. Ia didampingi Ashvin Dayal (Senior Vice President), Deepali Khanna (Vice President), Eileen O’Connor (Senior Vice President, Strategic Communications and Policy), hingga Elizabeth Yee (Executive Vice President).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2020 pernah menyatakan berita “Rockefeller Foundation Berada di Balik Kemunculan Virus Corona Covid-19” adalah disinformasi.
Sejumlah kabar ketika itu memberitakan pendiri Rockefeller Foundation, David Rockefeller, merupakan pencipta virus corona hingga menjadi penyebab COVID-19.
Rockefeller disebut memiliki mesin pencetak uang dan memberikan pengaruh terhadap dunia farmasi, medis, media, dan lembaga-lembaga seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga Bank Dunia.
Baca Juga:Komjen Dharma Pongrekun Bongkar Hasil Temuan Intelijen Soal Covid-19 , Sebut Nama Rockefeller FoundationHasil Penelitian Center for Digital Society UGM: Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi Global atas Isu Krisis Iklim
Kemenkominfo lalu menyatakan klaim Rockefeller Foundation berada di balik virus Corona penyebab COVID-19 adalah keliru. (*)