Belakangan nama Fauka kembali dikaitkan dengan Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Waktu kasus penculikan, status Prabowo adalah Komandan Jenderal Kopassus dan Fauka adalah salah satu personelnya. Kali ini, Prabowo adalah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Fauka Noor Farid ikut berupaya memenangkan Prabowo Subianto pada 2014 dan 2019. Kemampuan intelijennya tentu berguna untuk Prabowo.
Pada 2019, Fauka Noor Farid masih setia dengan Prabowo. Jelang Pilpres 2019, ia sudah menjadi anggota Dewan Pembina Gerindra. Bekas perwira intelijen tentara ini kritis kepada pemerintah yang juga punya jaringan intelijen. Ia berharap orang-orang di pemerintahan dan juga badan intel negara mengam,bil sikap netral. “Semua aparatur negara, termasuk intelijen, jangan sampai terseret dan terjebak dalam berpolitik praktis di ajang Pilpres 2019. Hal ini tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) intelijen,” kata Fauka Noor Farid seperti dikutip Antara. “Intelijen negara itu harusnya netral.”
Baca Juga:Hadapi Cuaca Panas Ekstrim di 2024, Ini Tips dari Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi KlinikKPK Duga Adanya Pemotongan dan Penerimaan dari Dana Insentif untuk Kebutuhan Kepala BPPD dan Bupati Sidoarjo
Fauka termasuk orang yang curiga akan permainan pihak intelijen jelang Pemilu 2019. Baginya hal semacam itu sangat berbahaya. Ia juga tidak suka tuduhan khilafah yang melekat pada kubu Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. Soal khilafah, menurut Fauka Noor Farid sebagai orang intelijen, adalah hal yang tidak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, dalam perjanjian pakta integritas Capres 02 Prabowo Subianto dengan Ijtima Ulama, tak ada maksud untuk mengarahkan masa depan Indonesia untuk cita-cita Khilafah seperti yang diidamkan orang-orang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bagi Fauka, isu Khilafah dan HTI hanya dihembuskan untuk mengimbangi isu PKI di kubu Jokowi-Ma’ruf Amin.
Kini, jelang Pemilu 2024, Fauka yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) Fauka Noor Farid mengimbau para purnawirawan TNI dan Polri untuk menjaga situasi kondusif menjelang Pemilu 2024.
“Meski sudah pensiun dari pengabdian, tapi para purnawirawan tetap harus terlibat menjaga ketertiban sebagaimana saat mereka bertugas,” kata Fauka kepada pers di Jakarta, Minggu (28/1).
Hal itu termasuk purnawirawan TNI-Polri dari berbagai era yang menjadi bagian dari masing-masing tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) pada Pemilu 2024.