Pembalasan militer Amerika secara langsung terhadap Iran sendiri akan menjadi sebuah bencana. Hal ini akan memperpanjang konflik Gaza. Hal ini hampir pasti akan memicu serangan besar-besaran Hizbullah terhadap Israel. Hal ini dapat mengubah baku tembak lokal menjadi konflik yang berkobar di Irak dan Suriah, dan menggoyahkan rezim di Mesir, Yordania, dan Teluk.
Konfrontasi terbuka AS-Iran akan memecah belah, mungkin secara permanen, negara-negara demokrasi di Barat, seperti Inggris, yang akan mendukung Washington, dan negara-negara seperti Perancis, Jerman, dan Italia, yang mungkin memprioritaskan upaya diplomasi baru ke Teheran. Hal ini akan membantu Tiongkok dalam memajukan ambisi geopolitiknya yang anti demokrasi dan membantu Rusia dalam membenarkan agresinya di Ukraina.
Lebih dari itu, ini akan menjadi hadiah bagi Netanyahu, yang telah lama mendesak tindakan militer yang bersifat menghukum terhadap Iran dan yang kebijakannya pasca-Oktober adalah perang abadi.
Baca Juga:Ada Obrolan Politik Saat Kunjungan Jokowi di Kraton Kilen, Sri Sultan Hamengkubuwono X: Ya Mosok Saya Cerita, Ya Kongkow-kongkow Diskusi SajaInstitute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia: Purnawirawan TNI dan Polri Jaga Situasi Kondusif Jelang Pemilu 2024
Jika itu belum cukup, inilah alasan lain yang lebih mendasar mengapa Biden harus menahan diri. Menyerang Iran tidak akan mencapai dua tujuan mendasar yaitu melindungi keamanan Barat dan mengubah perilaku para mullah. Itu tidak akan berhasil. Sebenarnya, hal ini akan menjadi bumerang karena akan mempercepat spiral eskalasi.
Tindakan yang lebih aman dan bijaksana, yang membuat dunia dan banyak pemilih Amerika berterima kasih padanya, adalah agar Biden mengatasi akar permasalahannya tanpa penundaan lebih lanjut. Dia harus menuntut penghentian pemboman Israel di Gaza, menegakkan gencatan senjata yang membebaskan para sandera Israel, dan memimpin upaya internasional yang kredibel. Pada akhirnya, menciptakan solusi dua negara di Palestina.
Ada satu hal yang pasti: tidak ada pihak yang berkepentingan jika bom waktu itu meledak di Timur Tengah.
Penulis: Bondhan W