Sejak itulah, entah lewat buku maupun laporan-laporannya, Woodward sering bikin Gedung Putih kebakaran jenggot. Ia hampir selalu mampu mengungkap rahasia sekaligus masalah di Gedung Putih. Dari kebiasaannya itu pula Woodward merasa berkewajiban untuk menghajar Donald Trump. Bagi Woodward, seperti ia simpulkan dalam Rage, Trump adalah “orang yang tidak cocok untuk menjadi pemimpin AS.”
Meski berhasil menghantam Trump secara telak, Woodward tak lepas dari kritik. Sebagaimana pembelaan Trump, orang-orang menyayangkan mengapa Woodward baru membeberkan fakta itu sekarang. Padahal, Woodward sudah mendapatkan pernyataan Trump tersebut sejak Februari 2020 silam dan ia adalah seorang mantan jurnalis. Jika ia membeberkan fakta itu lebih cepat bukan tak mungkin banyak nyawa akan terselamatkan.
“Bob Woodward mengetahui kelalaian pemerintah sejak lama. Sayangnya, ia justru menyimpannya untuk bukunya, yang barangkali akan mendapatkan banyak pujian dan keuntungan besar setelah hampir 200 ribu warga AS meninggal,” kata Charles P. Pierce dari Esquire, dikutip dari Guardian.
Baca Juga:Aktivitas Neo-Nazisme Meningkat di Negeri KangguruPersoalan Anggaran Komsumsi KPPS Dipotong 80 Persen, KPU: Kita Telusuri dan Tidak akan Kita Bisa Toleransi
Adapun, Scott Nover, jurnalis asal Amerika, tak kalah galak dalam mengkritik Woodward. “Wawancara tentang COVID-19 ini sudah dilakukan pada Februari dan Maret 2020. Mengapa kita harus membacanya pada buku yang terbit pada bulan September? … Ini sangat meresahkan. Kami, para jurnalis, seharusnya bekerja untuk kepentingan publik. Saya pikir ada kegagalan di sini.”
Kritikan terhadap Woodward lantas menjadi gelombang yang sama besarnya dengan fakta bahwa Trump sebetulnya sudah mengetahui bahaya COVID-19. Woodward pun dipuji sekaligus dibenci. Meski demikian, berdasarkan wawancaranya dengan Margaret Sullivan dari Washington Post, Woodward punya alasan mengapa harus berbuat demikian.
Pertama-tama, saat ingin mengajukan wawancara pada Trump, ia mengatakan bahwa wawancara tersebut untuk keperluan pembuatan buku, bukan untuk hal lainnya. Karenanya, ia punya tanggung jawab untuk menjaga hasil wawancaranya itu sebelum bukunya siap terbit. Lalu, Woodward juga tak yakin dengan sumber dari pernyataan Trump. Penyebabnya jelas: pernyataan Trump tampak tak masuk akal sebab Amerika masih tampak baik-baik saja dan Anthony S. Fauci, salah satu dokter ternama asal Amerika, menyebut bahwa warga AS tak perlu mengubah kebiasaan saat COVID-19 mulai melanda.