PEMIMPIN Negara Bagian New South Wales, Australia, Chris Minns pada Minggu (28/1), mengecam aksi unjuk rasa kelompok neo-Nazi di ibu kota Sydney. Kecamannya itu hanya sehari setelah PM Australia Anthony Albanese mengeluarkan pernyataan, terkait meningkatnya aktivitas neo-Nazisme di negara tersebut.
Dilaporkan, pada Minggu siang waktu setempat, sebanyak 30 orang berpakaian hitam berkumpul di sebuah taman di utara kota tersebut. Polisi bergegas mendatangi lokasi dan membubarkan kerumunan orang di sana, tanpa melakukan penangkapan.
“Polisi menghadapi langsung para rasis yang menjengkelkan dan mengerikan ini di jalan-jalan New South Wales,” ungkap Chris Minns.
Baca Juga:Persoalan Anggaran Komsumsi KPPS Dipotong 80 Persen, KPU: Kita Telusuri dan Tidak akan Kita Bisa ToleransiReportase Memakzulkan Presiden di Skandal Watergate
Kepada wartawan di Sydney, ia menggambarkan peristiwa tersebut sebagai demonstrasi neo-Nazi.
Peristiwa ini terjadi sehari setelah Albanese mengutuk aktivitas kelompok neo-Nazi menyusul penangkapan enam anggota mereka yang berpakaian hitam di Sydney pada Jumat (26/1), di hari nasional negara itu, di tengah unjuk rasa untuk mendukung masyarakat pribumi.
Albanese mengatakan, Australia telah menyaksikan peningkatan neo-Nazisme, yang dikutuk oleh semua orang baik.
Undang-undang baru mulai berlaku di Australia dikeluarkan pada bulan ini, yang melarang penghormatan Nazi dan penjualan simbol-simbol yang terkait dengan kelompok teror itu. Langkah ini dilakukan Pemerintah Australia sebagai tanggapan terhadap banyaknya insiden antisemitisme setelah perang Israel-Gaza.
Pada saat itu, pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah mengatakan, undang-undang tersebut mengirimkan pesan yang jelas bahwa tidak ada tempat di Australia bagi mereka yang mengagung-agungkan Holocaust atau aksi terorisme. (*)