JURNALISME Investigasi menawarkan popularitas bagi pembuat karya yang dapat membuka mata banyak orang, tapi risiko sebaliknya bisa saja terjadi, seperti digambarkan dalam film Kill the Messenger yang mengangkat kisah tentang Gary Webb, seorang wartawan lokal yang berhasil menulis laporan menggemparkan. Tapi bukan sanjungan yang didapatnya, malah cacian.
Kill the Messenger adalah film yang berusaha menangkap perjalanan Webb saat melakukan investigasi tentang keterkaitan peredaran narkotika di Amerika yang diduga didalangi CIA dengan perang anti komunis di Nikaragua. Webb menuliskan kisah ini dalam seri Dark Alliance pada Agustus 1996 di koran lokal tempatnya bekerja saat itu, San Jose Mercury News.
Nikaragua saat itu sedang dilanda perang antara pihak Sandanista yang sedang berkuasa dengan kelompok Contras. Contras adalah kelompok pemberontak yang sudah menjadi rahasia umum bahwa pasukan ini disokong oleh CIA. Pembiayaan kelompok ini adalah dengan mengedarkan narkotika ke Amerika, yang dipermudah dengan dukungan pihak pemerintah AS.
Baca Juga:Bentrok Saat Sweeping di Lokasi Perjudian Wilayah Colomadu, Anggota Ormas Islam Jadi Korban Penembakan OTK, Polisi Diminta Segera Temukan PelakuPrabowo Subianto Ungkap Penyebab Kekalahannya Saat Pemilu 2014 dan 2019
Webb lewat Dark Alliance berusaha menggambarkan koneksi tersebut melalui peran tiga orang yang terkait dengan jaringan penyelundupan kokain ke AS. Orang pertama adalah pengedar kokain di jalanan Los Angeles, Ricky Freeway Rose, Oscar Danilo Blandon Reyes, bandar besar dari Nikaragua yang tinggal di AS. Terakhir adalah Meneses Cantarero, Bos dari Danilo Blandon yang mengendalikan bisnis dari penjara.
Saat diterbitkan, Dark Alliance tidak hanya dibaca lewat koran, tapi saat itu sering menjadi pembahasan di acara-acara radio, dan meraih pembaca global lewat website Mercury News. Sebuah kesuksesan besar untuk media lokal. Webb kemudian mengatakan, tidak perlu menjadi The New York Times atau The Washington Post untuk membuat berita nasional yang besar.
Tulisan panjang ini tidak hanya membuat pihak CIA kelabakan, tapi juga membuat media-media besar di negara itu merasa kecolongan. Akhirnya serangan malah didapat Webb dari The New York Times, The Los Angeles Times, dan The Washington Post. Media-media besar ini menyerang Webb lewat beberapa bagian yang dianggap bohong.
Serangan-serangan terhadap kejelasan fakta dan narasumber inilah yang dianggap menghancurkan karier Gary Webb, membuatnya keluar dari Mercury News, dan tak ada yang menariknya lagi sebagai wartawan.