Dean mengungkapkan sejumlah tantangan pendidikan. Menurutnya kalangan muda dapat meningkatkan kemampuan literasi digital dalam menangkal hoaks dan informasi yang mengandung ujaran kebencian. Generasi Z menurutnya dapat menjadi aktor yang dapat membawa agenda pemberantasan hoaks.
“Para generasi muda harus meningkatkan kemampuan literasi digital yang dapat memisahkan berita akurat yang sesuai fakta dan mana yang berita hoaks,”,” katanya.
Selain itu, kata Dean yang juga aktif di dunia pendidikan, sekolah-sekolah di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu dapat menghasilkan bibit-bibit yang unggul. Saat ini merupakan generasi penerus yang akan memimpin bangsa di 10 tahun mendatang. Oleh sebab itu nilai-nilai yang terkandung dalam 4 Pilar Kebangsaan harus bisa terimplementasikan didalam kehidupan generasi muda.
Baca Juga:Bersama Ganjar Pranowo di Stadion Bima Kota Cirebon, Dean Herdesviana Ajak Milenial Lirik Sektor PertanianDonald Trump Disuruh Ganti Rugi Rp1,31 Triliun Akibat Cemarkan Nama Baik Kolumnis
“Gen Z inilah yang akan berperan secara aktif di 10 tahun mendatang. Maka apa yang menjadi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, benar-benar bisa diimplementasikan di kehidupan mereka,” kata Dean Herdesviana yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah Bani Al Haq Islamic School.
Ia mengatakan, para Gen Z memiliki peranan penting di era serba digital saat ini. Salah satunya paling aktif di media sosial. Dia berpendapat, saat ini media sosial telah bertransformasi menjadi medium komunikasi utama masyarakat. Baik komunikasi secara personal maupun antar golongan.
“Kelompok muda ini menguasai percakapan yang ada di media sosial,” katanya.
Dean meminta agar selektif dalam bermedsos. Dia menekankan, agar berimbang ketika mendapatkan informasi dari medsos. Salah satunya dengan meningkatkan literasi digital dan cek ricek terlebih dahulu sebelum meneruskan informasi.
“Agar ketika mendapatkan informasi tidak langsung di forward,” ujarnya.
Di samping itu, Dean juga meminta agar Gen Z menjaga toleransi. Terlebih memasuki tahun politik seperti sekarang. Termasuk mengingatkan agar tidak mengkultuskan seseorang, hanya berdasarkan kesukaan personal. Kemudian menganggap lainnya penuh dengan kesalahan.
“Kita sampaikan mengenai toleransi. Kemudian juga mengenai jangan berlebihan ketika mem-favoritkan orang kemudian anda bisa mengatakan yang berbeda terhadap lawan. Sehingga harus benar-benar bisa memahami secara clear,” ungkapnya.