Benarkah Keputusan Pemindahan Ibu Kota Ini untuk Publik atau Elit?

Benarkah Keputusan Pemindahan Ibu Kota Ini untuk Publik atau Elit?
Peta Situasi Prediksi Lokasi Ibu Kota Baru (Dok. Forest Watch Indonesia (FWI)
0 Komentar

KEPALA Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengungkapkan target investasi di Nusantara pada 2024 capai Rp100 triliun. Nilai tersebut termasuk dalam bentuk pembangunan fasilitas publik yang telah dilakukan hingga saat ini, di antaranya empat unit rumah sakit, enam unit hotel, dan empat unit pusat perbelanjaan.

Bambang pun mengungkapkan saat ini investasi yang sudah masuk sejak 2023 mencapai Rp47,5 triliun, yaitu pihak swasta Rp35,9 triliun dan sisanya dari sektor publik mencapai Rp11,6 triliun.

“Termasuk dengan groundbreaking yang telah dilakukan,” ujar Bambang Susantono saat OIKN menggelar Nusantara Fair 2024 di Grand Auditorium Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (26/1).

Baca Juga:Walhi Sebut Giant Sea Wall Sesat Pikir Pembangunan, Begini Penjelasan LengkapnyaOmbudsman Periksa Sejumlah Pejabat Kementan Atas Dugaan Maladministrasi Penerbitan SPI dan RIPH Bawang Putih

Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam mengungkap sejumlah nama politisi nasional dan lokal yang diduga kuat akan mendapat keuntungan dari ide megaproyek Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibukota. Jokowi melontarkan ide tersebut pada 29 April 2019 menjelang sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), hanya berselang 12 hari setelah pencoblosan pemilu presiden pada 17 April 2019. Nama-nama politisi yang terungkap terkait secara langsung ataupun tidak dengan penguasa lahan di wilayah calon ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur.

“Terungkap sejumlah nama yang berpotensi menjadi penerima manfaat atas megaproyek ini yaitu para politisi nasional dan lokal beserta keluarganya yang memiliki konsesi industri ekstraktif yakni tambang batu bara, sawit, kayu, pembangkit listrik tenaga batu bara dan PLTA skala raksasa serta pengusaha properti. Lebih dari itu, diduga kuat hanya akan menjadi jalan pemutihan dosa perusahaan atas perusakan lingkungan hidup dan perampasan lahan masyarakat di Kalimantan Timur,” papar Koordinator Nasional Jatam, Merah Johansyah, dikutip Sabtu (27/1).

Menurutnya, ketiga ring kawasan IKN yang keseluruhannya mencapai 180.965 hektar ini bukanlah ruang kosong. Di areal ini terdapat 162 konsesi pertambangan, kehutanan, sawit, PLTU batu bara hingga properti. Sebanyak 158 dari 162 konsesi ini adalah konsesi batu bara yang masih menyisakan 94 lubang tambang menganga. Nama-nama tenar dalam bentang politik Indonesia ada di balik kepemilikan konsesi perusahaan tersebut.

Lebih lanjut, ungkap Merah, terdapat nama Sukanto Tanoto dan Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik dari Prabowo Subianto. Juga ada Rheza Herwindo, anak Setya Novanto.  Nama Lim Hariyanto dan Rita Indriawati yang terkait dengan skandal pelarian pajak dalam dokumen ICIJ dan terkait dengan bisnis Yayasan Keluarga Besar Polri Brata Bhakti juga muncul dalam daftar kepemilikan saham. Ada juga Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono bendahara Partai Gerindra dan keponakan Prabowo Subianto, juga nama Yusril Ihza Mahendra.

0 Komentar